DWP Dindik Jatim bersama Disperpusip Jatim Launcing E-Book Perpustakaan Kartini

SURABAYA, 4 April 2024 – Pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dinas Pendidikan (Dindik) Prov. Jatim bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Prov. Jatim melaunching E-Book Perpustakaan Kartini di Kantor Dindik Prov. Jatim, Jl. Genteng Kali Surabaya, Kamis (4/4/2024).

Peluncuran buku digital perpustakaan berupa kode barcode (Qrcode) tersebut ditandai dengan penekanan telapak tangan oleh Kepala Dindik Prov. Jatim Aries Agung Paewai, Ketua DWP Dindik Prov. Jatim Dwi Mardiana bersama Sekertaris Disperpusip Prov. Jatim Dwiko Yudi Widodo.

Menanggapi peluncuran E-Book Perpustakaan Kartini Dindik Prov Jatim, Ketua DWP Dindik Prov. Jatim Dwi Mardiana menyampaikan terima kasih kepada Disperpusip Jatim yang telah membantu terwujudnya kolaborasi tersebut. Dengan dilauncingnya E-Book Perpustakaan Kartini ini diharapkan agar ibu-ibu DWP Dindik Prov Jatim semakin gemar membaca.

“Kami menyampaikan terima kasih karena kami dibantu dan bisa mengakses buku-buku digitalnya. Dan terlebih lagi bahwa peluncuran E-Book Perpustakaan Kartini ini merupakan baru pertama kali,” kata Dwi Mardiana.

Dirinya pun mengajak kepada pengurus dan anggotanya untuk bersama-sama memilih buku-buku mana yang diharapkan. Karena, buku-buku digital tersebut akan dinikmati oleh kaum ibu-ibu DWP.

“Ayo kita nanti siap-siap memilih buku-buku yang bagus-bagus,” ujarnya.

Sementara mewakili Kepala Disperpusip Prov. Jatim Ir. Tiat S. Suwardi, MSi, Sekertaris Disperpusip Prov. Jatim Dwiko Yudi Widodo mengatakan, peluncuran E-Book Perpustakaan Kartini ini sebagai bentuk kolaborasi bersama yang dilakukan lembaganya dengan OPD terkait dalam meningkatkan kegemaran membaca di berbagai kalangan. Termasuk kolaborasi dengan ibu-ibu DWP Dindik Prov. Jatim berupa perpustakaan khusus.

“Intinya kami terus mencoba berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam meningkatkan TGM (Tingkat Kegemaran Membaca, Red) masyarakat,” ujarnya.

Diharapkan, sebut Dwiko, para ibu DWP maupun masyarakat bisa mengakses buku digital tersebut dengan mengklik Qrcode yang diberikan.

“Barcode tersebut kami berikan kepada OPD atau masyarakat. Jumlah buku digitalnya sekitar 200 buku digital. Jenis buku digitalnya seperti buku seni rupa, cocok tanam, aquaponik, pendidikan serta lainnya. Ini semua berkat kerjasama dengan IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia, Red),” katanya.

Lebih lanjut Dwiko menjelaskan, upaya tersebut dilakukan tidak hanya dengan DWP Dindik Prov. Jatim saja. Disperpusip Jatim juga melakukan hal yang sama dengan mengembangkan perpustakaan desa di Balai RW 02 Perum Wage Asri Kab. Sidoarjo.

“Sekali lagi kami berharap agar budaya baca masyarakat bisa semakin masif. Caranya, kami memberikan Qrcode buku digital. Ini semata mata untuk menstimulus agar semua OPD ada yang namanya perpustakaan khusus,” jelasnya.

Selain membangun kolaborasi mengembangkan perpustakaan khusus dengan DWP Dindik Prov. Jatim dan di Perum Wage Asri Sidoarjo, pihaknya juga berkolaborasi dengan Akademi TNI Angkatan Laut (AAL). Caranya sama yakni memberikan Qrcode untuk mengakses buku-buku digital.

“Langkah ini dilakukan yakni dengan jemput bola. Bukan masyarakat yang harus datang ke kantor perpustakaan untuk membaca buku, tetapi kita mencoba agar perpustakaan itu mendekatkan diri ke masyarakat, ke rumah-rumah, dan lain sebagainya,” terangnya.

“Jadi kami punya tagline yang namanya Percoyo. Apa itu? Yakni perpustakaan kagem moco mlebet griyo atau perpustakaan masuk rumah masyarakat. Sehingga masyarakat seakan punya koleksi berbagai buku yang bisa dibaca kapan saja dari rumah sekalipun,” imbuhnya.

Kedepan, Dwiko menjelaskan, upaya-upaya tersebut akan terus dimasifkan di semua lini. Tidak hanya di tengah-tengah masyarakat saja, tetapi gerakan tersebut diwajibkan masuk ke seluruh OPD di Pemprov Jatim.

“Sehingga ujung-ujungnya nanti kami berharap agar tingkat literasi masyarakat semakin naik. Dan selanjutnya masyarakat semakin cerdas. Lalu selanjutnya bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Dan ini yang nantinya masuk pada tahap TPBIS (transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, Red),” ungkapnya.(***)

Leave a Comment