Cegah Kerusakan Fisik Manuskrip, Disperpusip Jatim Serahkan Portepel Ke Ponpes Qomarudin

Gresik, 15 Februari 2023 – Upaya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur dalam melestarikan manuskrip karya ulama di Jatim terus dilakukan. Salah satu langkah tersebut yakni dengan cara membuatkan kotak penyimpanan (portepel) manuskrip naskah kuno ulama di Pondok Pesantren (Ponpes) Qomarudin Bungah Kab.Gresik.

“Ada sebanyak 77 portepel yang kita buatkan. Jumlah tersebut sesuai dengan manuskrip yang dimiliki oleh Ponpes Qomarudin Bungah Gresik,” ujar Kepala Bidang DPP Disperpusip Jatim Melkion Donald saat menyerahkan kotak penyimpanan (portepel) manuskrip di Ponpes Qomarudin Bungah Kab.Gresik, Rabu (15/2).

Pembuatan portepel manuskrip merupakan langkah awal dari komitmen pemerintah untuk melestarikan manuskrip yang berada di masyarakat. Tujuannya yakni untuk mencegah kerusakan manuskrip naskah kuno.

“Perpustakaan mempunya tugas dan kewajiban membantu masyarakat melestarikan naskah kuno yang dimilikinya khususnya pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan salah satu pondasi pembentukan karakter santri dan masyarakat. Naskah kuno yang ada di pesantren merupakan karya keilmuan, hasil olah intelektual yang perlu dilestarikan,” ujar Melkion Donald.

Sebagai informasi, pada tahun 2023, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur memberikan fokus perhatian terhadap upaya pendataan, preservasi seperti pembuatan kotak penyimpanan dan pengalihmediaan naskah-naskah kuno keagamaan di pondok pesantren, salah satunya seperti yang telah dilakukan di Ponpes Qomarudin Gresik. Harapannya adalah naskah kuno yang masih tersebar di masyarakat, terinventari agar dapat diselamatkan dan dibuka aksesnya kepada masyarakat luas untuk didayagunakan.

Pengasuh Ponpes Qomarudin KH. Muhammad Alaudin menjelaskan, soal pelestarian naskah kuno keagamaan yang berada di ponpes hanya menyimpan saja di rak lemari pondok, baru sekarang didigitalisasi.

Pondok Pesantren Qomarudin sendiri sangat terbantu dengan bantuan kotak penyimpanan naskah kuno yang diberikan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur.

Untuk langkah Pondok Pesantren Qomarudin akan memaksimalkan bantuan kotak penyimpanan yang ada agar naskah kuno di lingkungan pondok dapat terus lestari dan dapat dipelajari oleh santri dan masyarakat umum.

“Kami mempunyai banyak manuskrip pesantren, baik yang ditulis oleh para sesepuh Kami, maupun salinan kitab dari yang dibelajarkan di ponpes,” terang KH. Muhammad Alaudin.

Ditanya soal tahap kelanjutan program pelestarian manuskrip pesantren setelah penyerahan portepel ini, KH. Muhammad Alaudin menyampaikan bahwa pihaknya akan berusaha menggali manuskrip yang berada di keluarga yang sudah menyebar agar diketahui jumlah dan dapat dijadikan data awal guna dilesatarikan.

“Kami akan mengumpulkan manuskrip yang masih tersebar, karena baru satu lemari saja yang masih diinventaris.” jelasnya.

Selain digitalisasi dan pelestarian fisik, Ponpes Qomarudin Bungah Gresik sudah melakukan pengkajian dan alih aksara maupun alih bahasa beberapa manuskrip yang dimiliki untuk memudahkan proses pembelajaran Santri.

“Tafsir Surat yusuf sudah kami kaji dan sudah ada manuskrip yang dialihbahasakan. Isinya beragam dari fikih hingga kisah keterlibatan pondok dalam masa perjuangan melawan penjajahan,” katanya.

Harapannya dengan langkah awal ini, ditindaklanjuti dengan kerja sama antara Disperpusip Jatim, Dispeprusip Kabupaten Gresik, dan Ponpes Qomarudin untuk menyelamatkan naskah kuno yang berada di ponpes “. Hal ini perlu dilakukan guna, para santri dan generasi mendatang mengenal warisan intelektual dari pesantren.” katanya.(*wdp)

Leave a Comment