BACAAN FIKSI DAN PENGEMBANGAN DIRI REMAJA

Aktivitas membaca saat ini telah berkembang menjadi suatu kegemaran yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sebagian orang, salah satunya remaja urban. Kegiatan membaca sebagai suatu kegemaran ini umumnya berkaitan dengan tujuan untuk memperoleh hiburan atau kesenangan dari cerita-cerita yang ada dalam buku-buku bacaan. Bacaan-bacaan yang dipilih oleh masing-masing individu untuk dibaca ketika waktu luang (leisure time) tentunya berbeda-beda dan dipengaruhi oleh banyak hal. Bacaan yang dipilih oleh pembaca seringkali adalah bacaan ringan dan penuh fantasi yang bersifat menghibur seperti halnya novel, komik, dan bacaan-bacaan populer lainnya.

Studi yang dilakukan Sugihartati (2010) mengungkapkan bahwa secara umum, pilihan bacaan yang menarik hati kalangan remaja urban yang gemar membaca adalah bacaan yang tengah populer atau bacaan yang sedang menjadi best seller, entah karena bacaan itu ceritanya diangkat ke layar lebar atau dikemas dalam satu paket cerita yang membuat pembaca selalu penasaran untuk mengetahui endingnya. Temuan tersebut didukung oleh hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Istiviani (2015), yang berangkat dari fenomena novel dengan genre dystopia yang melejit menjadi laris manis dan masuk jajaran buku best seller karena unsur “now in major picture” alias akan tayang di bioskop. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa salah satu hal yang mempengaruhi pemilihan buku bacaan adalah kepopuleran buku bacaan yang salah satunya disebabkan karena buku tersebut sedang populer karena dijadikan film layar lebar. Dari penelitian di atas menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan pemilihan buku bacaan untuk mengisi waktu luang (leisure time), yaitu pemilihan buku bacaan populer seperti novel fiksi dan komik yang bersifat menghibur dengan bahasa yang tergolong ringan dan cerita yang penuh fantasi, serta pemilihan bacaan tersebut salah satunya disebabkan karena media memberitakan secara terus menerus sehingga menjadi budaya populer yang menarik dan diminati oleh banyak khalayak.

Kegemaran membaca tentunya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ketersediaan bahan bacaan saja, namun juga motivasi atau dorongan dari orang sekitar juga turut mempengaruhi perkembangan minat anak terhadap aktivitas membaca. Fenomena orang tua yang tidak mendukung anak untuk mengembangkan minat baca melalui bacaan fiksi nampaknya masih sering ditemui. Salah satunya dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rusmiawati (2018), orang tua yang termasuk generasi baby boomers (lahir antara tahun 1946-1964) dan memiliki latar belakang pendidikan rendah cenderung menganggap bahwa bacaan yang boleh dikonsumsi adalah buku-buku pelajaran karena memang selama ini masih ada kesan kuat bahwa yang terpenting dari perkembangan anak adalah perkembangan akademis yang dianggap hanya dapat ditemukan melalui buku-buku pelajaran, sedangkan buku-buku di luar kepentingan akademis tidak banyak diperhatikan oleh masyarakat karena dianggap tidak memberikan perkembangan terhadap cara berpikir dan wawasan anak. Sementara orang tua dengan pendidikan yang lebih tinggi akan melibatkan diri dalam proses pengembangan kegemaran membaca anak serta memfasilitas kegemaran itu dengan menyediakan bahan-bahan bacaan yang disenangi oleh anak, salah satunya novel dan komik. Minat baca yang dimiliki oleh anak akhirnya berkembang menjadi kegemaran membaca yang berlanjut hingga anak menjadi remaja dan bahkan sampai pada usia tua.

Membaca bacaan-bacaan fiksi tentunya bukan tanpa manfaat. Dengan membaca dan memaknai sebuah bacaan, individu mencoba memahami kehidupan, memperoleh nilai-nilai positif dan luhur dari kehidupan dan pada akhirnya akan memperkaya batinnya (Rachmat, et.al., 2008). Walaupun bacaan-bacaan fiksi seperti novel dan komik tergolong bacaan yang ringan dan lebih ditujukan untuk hiburan (reading for pleasure), namun sebenarnya kegiatan ini bukan hanya kegiatan konsumsi buku untuk kesenangan atau pelepasan emosi. Remaja yang memiliki kegemaran membaca untuk kesenangan juga berkesempatan untuk mengembangkan kemandiriannya (Richardson & Eccles, 2007). Remaja yang memiliki kemandirian dalam menentukan alternatif pilihan yang berhubungan dengan masa depannya, misalnya alternatif pendidikan dan pekerjaan akan memiliki kebebasan menentukan keputusan untuk dirinya tanpa bergantung dari keputusan ataupun tuntutan pihak-pihak lain.

Studi terdahulu yang dilakukan oleh Howard (2011) juga mengungkapkan bahwa aktivitas membaca untuk kesenangan selain meningkatkan prestasi akademik ternyata juga berpengaruh terhadap proses-proses pengembangan pribadi yang meliputi self identification, self-construction dan self-awareness. Dari bacaan-bacaan yang sifatnya menghibur itu remaja mendapatkan wawasan yang signifikan terkait dengan masa dewasa mereka, nilai-nilai pribadi, identitas budaya, dan pemahaman tentang realitas kehidupan yang berbeda dengan lingkungan masa kanak-kanak yang telah dijalani sebelumnya. Dalam artian bacaan fiksi yang menjadi pilihan favorit remaja untuk mendapatkan kesenangan atau hiburan memiliki berbagai dampak positif terhadap perkembangan diri remaja. Kemandirian dalam merancang berbagai alternatif rencana untuk kehidupannya dalam jangka panjang akan menjadikan remaja menjadi individu yang memiliki prinsip untuk belajar sepanjang hayat (lifelong learning).

Kegemaran membaca bacaan fiksi seperti novel dan komik dalam berbagai penelitian yang telah diungkapkan dalam pembahasan di atas nyatanya menunjukkan manfaat positif tidak hanya dalam bidang akademik, namun lebih dari itu juga berimplikasi pada kemampuan remaja untuk mengembangkan diri secara mandiri. Sehingga keterlibatan orang tua, pihak sekolah, pemerintah dan masyarakat dalam mendukung minat remaja terhadap aktivitas membaca buku fiksi adalah mutlak diperlukan. Pandangan negatif yang menganggap buku fiksi tidak lebih penting dari buku-buku akademik haruslah dirubah menjadi persepsi positif yang memandang buku fiksi akan mengembangkan daya kreatifitas, kemandirian dan wawasan yang lebih luas. Remaja yang tumbuh dalam suasana gemar membaca dan mengapresiasi sebuah bacaan niscaya akan tumbuh menjadi pribadi yang cerdas. (Lilis Rusmiawati)

DAFTAR PUSTAKA

Howard, Vivian. 2011. The Important of Pleasure Reading in the Lives of Young Teens: Self-Identification, Self-Construction and Self-Awareness. Journal Librarianship and Information Science. 43(1): 46-55. Tersedia pada: https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0961000610390992

Istiviani, Hestia. 2015. Proses Pemaknaan Novel Genre Dysthopia Di Kalangan Anak Muda        Urban Dari Prespektif Cultural Studies. Jurnal Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga: 2-4. Tersedia pada: http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-ln4220d9f0a3full.pdf

Rachmat, et.al. 2008. Pengaruh Bacaan Fiksi Dan Minat Baca Terhadap Prestasi Akademik Siswa Sma II Tasikmalaya. Laporan Penelitian: 1-2. Tersedia pada: https://www.academia.edu/1208232/Pengaruh_Bacaan_Fiksi_Dan_Minat_Baca_Terhadap_Prestasi_Akademik_Siswa_Sma_II_Tasikmalaya
Richardson, Paul W & Jacqueynne S. Eccless 2007. Rewards of Reading: Toward the Development of Possible Selves and Identities. International Journal of Education Research. 46: 341-356. Tersedia pada: https://www.journals.elsevier.com/international-journal-of-educational-research

Rusmiawati, Lilis. 2018. Pemaknaan Karya “Sastra Wangi” di Kalangan Pembaca Perempuan di Surabaya. Jurnal Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga: 7-8. Tersedia pada: http://repository.unair.ac.id/74822/3/JURNAL_Fis.IIP.67%2018%20Rus%20p.pdf

Sugihartati, Rahma. 2010. Membaca, Gaya Hidup dan Kapitalisme.Yogyakarta :   Graha Ilmu.

Sugihartati, Rahma. 2012. Buku Ajar Masalah Minat Baca. Surabaya : Revka Petra Media.

Leave a Comment