Sejarah sebagai peristiwa masa lampau dapat ditulis kembali berdasarkan sumber-sumber sejarah yang dapat ditemukan. Meskipun demikian, tidak semua peristiwa pada masa lampau dapat ditulis kembali secara lengkap karena terbatasnya sumber sejarah. Seiring dengan berkembangnya penulisan sejarah yang multi dimensional dan multidisiplin, sumber yang dibutuhkan pun menjadi sangat beragam.
Berbicara tentang sumber, apakah itu dokumen baik lisan, tertulis, visual cetak, elektronik, sama dengan berbicara tentang teks, yaitu sekumpulan informasi yang dihimpun dengan cara tertentu sehingga dapat dipahami oleh “pembaca”nya
Bahwa arsip disamping sebagai sumber penelitian sejarah, juga dapat digunakan bagi penelitian ilmu-ilmu lain. Nilai guna arsip bagi pihak di luar lembaga pencipta arsip dikenal dengan nilai guna kebuktian (evidential value) dan juga nilai guna kesejarahan (historical value), arsip kategori jenis ini disebut arsip statis yang disimpan di lembaga kearsipan (Arsip Nasional dan Arsip Daerah, Perguruan Tinggi: UU 43 Tahun 2009). Lembaga kearsipan sebagai sumber penelitian memiliki keunggulan karena diciptakan dalam suasana sejaman, dekat dengan kejadian sehingga subyektivitasnya kecil. Khusus dalam ilmu sejarah sumber yang demikian disebut dengan “sumber primer”(primary sources), yang mana sebagai sumber pertama yang cukup kredibel (first hand knowledge).
Untuk itu dalam rangka menggali sejarah lokal di daerah sekaligus mengisi kekosongan sumber-sumber tertulis, perlu dilakukan pengumpulan sumber sejarah melalui wawancara kepada tokoh atau pelaku sejarah yang sejaman dengan peristiwa yang terjadi. Dalam rangka persiapan pelaksanaan wawancara perlu diberikan pengetahuan tentang metode dan tahapan wawancara, melalui Workshop Wawancara Sejarah Lisan.
Workshop di buka oleh Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan provinsi Jawa Timur,dalam sambutannya menekankan pada lembaga kearsipan kabupaten / kota se jawa timur untuk segera melaksakanan kegiatan wawancara sejarah lisan dimaksud agar kedepan tidak kehilangan sumber-sumber sejarah primer. Adapun tujuan waorkshop ini antara lain : adanya pemahaman tentang sejarah lisan kepada calon pewawancara / interviewer, memberikan pelatihan kepada calon pewawancara tentang kegiatan pra-wawancara, pelaksanaannya dan pasca-wawancara serta memberikan pengetahuan dalam rangka penyelamatan arsip milik perorangan.
Yang menjadi narasumber pada kegiatan Workshop ini adalah :
- Prof. Dr. Aminuddin Kasdi (sejarawan/Guru Besar UNESA)
- Pejabat dari ANRI yang membidangi Wawancara Sejarah Lisan
- Pejabat struktural dan fungsional arsiparis yang berkompeten di lingkungan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur.
Peserta sebanyak 60 orang terdiri dari :
- 53 pejabat bidang kearsipan / arsiparis dari lembaga kearsipan kabupaten/kota dan Perguruan Tinggi Negeri se Jawa Timur
- 7 orang Arsiparis Baperpusip Provinsi Jawa Timur.
Dengan adanya workshop wawancara sejarah lisan ini diharapkan kedepan lembaga kearsipan di kabupaten / kota se jawa timur segera melaksanakan kegiatan dimasud, sehingga sumber-sumber sejarah primer dapat segera dikumpulkan serta adanya tambahan wawasan dan pemahaman tentang kegiatan peleksanaan wawancara sejarah lisan. sda.st.