Disperpusip Jatim Serahkan Kotak Khusus Naskah dan Jajaki Penyalinan Naskah Kuno Ponpes Qomaruddin Gresik

Gresik, 11 September 2025 – dengan cepatanya perubahan dan arus digitalisasi dan perubahan zaman, warisan intelektual yang berumber dari naksah kuno mempunyai peran penting bagi keilmuan khususnya dunia pesantren Islam.  Naskah kuno berperan dalm tranmisis kelimmuan, penanda sejarah, identitas budaya, dan sumber ilmu. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur (Disperpusip Jatim) hadir dengan langkah nyata untuk melestarikan wairsan masyarakat dan komunitas

Dalam kesempatan ini, Disperpusip Jatim dalam Tahap II membuatkan kotak penyimpanan khusus untuk naskah kuno atau portepel untuk koleksi Pondok Pesantren Qomaruddin Gresik sejumlah 46. Portepel ini bukan hanya sebagai kotak, melainkan langkah awal dalam pencegahan kerusakan dari factor eksternal dengan material bebas asam.

Ketua Tim Pelestarian Disperpusip Jatim Sugeng Wahyu A., S.Sos., MM., menegaskan bahwa pelestarian naskah merupakan langkah panjang yang harus berjlaan berkesinambungan dan tidak hanya berhenti pada penyimpanan. Terdapat desiminasi naskah maupun kemas ulang informasi naskah mellaui proses penyalinan naskah, baik dalam bentuk digital maupun analaog.  

“Pembuatan kotak potepele untuk naskah meruapakan ikhtiar awal menjaga fisiknya. Namun, yang tak kalah penting adalah pendesiminasian informasinya, agar pesan kebaikan keilmuan dan nilai luhur yang terkandung dalam naskah tetap lestari,  Disperpusip Jatim akan terus mendampingi pemilik naskah baik masyarakat, lembaga, maupun komunitas dalam upaya ini,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Pengasuh Pondok Qomaruddin, KH M. Alaudin, Lc, M.SEI yang menerima langsung rombongan Disperpusip Jatim, turots (baca: askah kuno) bukan sekadar teks,melainkan pesan dari para Masyaraikh yang  dokomunikasikann untuk disebarkan demi kemaslahatan umat. Selain itu beliu menyampaikan apresiasi mendalam atas perhatian pemerintah provinsi. Menurut perwakilan Pondok Pesantren Qomaruddin, kotak khusus ini bukan hanya menjaga kertas dan tinta, tetapi juga menjaga ruh perjuangan para ulama.

“Bantuan ini sangat berarti. Kami merasa tidak sendirian menjaga peninggalan guru-guru kami. Penyalinan isi naskah juga akan kami lakukan bersama, agar generasi santri tetap bisa belajar dari warisan para pendahulu,” ungkap pengasuh pesantren.

Upaya Disperpusip Jatim ini selaras dengan program pengarusutamaan Nsakah Nusantatra di tingkat nasional yang mnegedepakan pelestarian dan pembukaan akkses nasah Program tersebut menekankan pentingnya dokumentasi, pelestarian, dan penyalinan naskah kuno agar dapat diakses lebih luas oleh masyarakat tanpa mengurangi otentisitas naskah asli.

Melalui kombinasi antara pelindungan fisik (kotak penyimpanan) dan pelindungan intelektual (penyalinan isi naskah), Disperpusip Jatim berharap warisan literasi pesantren dapat tetap hidup. “Naskah kuno bukan hanya untuk dipajang di rak atau lemari kaca, melainkan untuk terus dibaca, diteliti, dan dihidupkan kembali dalam kehidupan umat,” tambah Tiat. Dengan langkah ini, Jawa Timur kembali menunjukkan kepeloporannya dalam menjaga khazanah literasi Islam dan kebudayaan Nusantara. Disperpusip Jatim membuka jalan, namun keberlanjutan pelestarian tetap membutuhkan sinergi pesantren, akademisi, dan masyarakat.

Leave a Comment