SURABAYA, 16 Juli 2025 – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jatim mendapat kunjungan spesial dari Dharma Wanita Persatuan (DWP) Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Prov. Jatim, Rabu (16/7/2025).
Lembaga yang berlokasi di jalan Menur Pumpungan 32 Surabaya itu dikunjungi sebanyak 25 orang anggota DWP BPKAD Jatim belajar tingkatkan literasi. Rombongan para istri aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan BPKAD Prov. Jatim itu ingin mengetahui secara dekat Disperpusip Jatim dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Selain itu, mereka juga ingin belajar bagaimana cara tepat mendongeng, membaca nyaring (read aloud).
“Dengan senang hati kami menerima rombongan Ibu-Ibu DWP BPKAD Jatim yang dipimpin langsung oleh Ibu Ketua DWP BPKAD Jatim. Kami berharap kunjungan ini dapat memberikan manfaat luar biasa dalam membangun literasi di tempat Ibu-Ibu semua,” kata Kepala Disperpusip Jatim, Ir. Tiat S. Suwardi, MSi.
Menurut Tiat, literasi harus digaungkan bersama-sama, utamanya di lingkungan keluarga. Mengingat, literasi bukan sebatas membaca saja. Tetapi, perpustakaan juga menjadi tempat untuk memahami dan memecahkan masalah.
“Literasi itu tidak hanya soal membaca saja, tapi semua panca indra kita mulai tangan, mulut, hidung, telinga juga. Bagaimana kita bisa optimalkan semua panca indra utamanya di lingkungan keluarga kita,” jelasnya.
Salah satunya, sebut Tiat melalui mendongeng dan membaca nyaring (read aloud). Metode tersebut dinilai sangat mudah dan mengasyikkan bagi anak-anak untuk suka membaca buku.
“Minimal di lingkungan keluarga ASN. Dan ternyata read aloud dan dongeng itu sangat efektif dalam membangun imajinasi anak-anak dalam tumbuh kembang mereka,” ujarnya.
Tiat kembali menjelaskan, tingkat kegemaran membaca masyarakat harus diawali di lingkup keluarga dan lingkungan sekitar. Harapannya, dari keluarga akan berdampak besar terhadap lingkungan yang lebih luas.
“Sangat penting mulai dari keluarga atau lingkungan kita. Kita harus bisa menjadi provokator dalam membangun budaya baca. Karena zaman semakin maju dan anak-anak kita semakin kritis. Nah, lewat membaca buku diharapkan mampu menjawabnya,” urainya.
Sementara itu, Ketua DWP BPKAD Jatim, dr. Een Hendarsih, Sp.PD, KHOM, FINASIM merasa kaget terhadap lembaga yang menjadi tempat pembelajaran sepanjang hayat ini. Dimana dirinya merasa bahwa perpustakan itu hanya sebatas tempat membaca dan meminjam buku saja.
“Saya kaget, ternyata banyak program disini (perpustakaan, Red). Yakni mengajak masyarakat untuk gemar membaca. Karena membaca jadi jendela dunia. Saya berpikir perpustakaan itu diem, pasif tapi tidak. Terima kasih sudah membuka mata saya bahwa banyak program,” ujarnya.
Een Hendarsih mengatakan, kehadirannya bersama Ibu-Ibu DWP BPKAD Jatim ingin menimba ilmu terkait bagaimana membangun pojok baca dan story telling. Tujuannya yakni untuk menumbuhkan minat baca di lingkup keluarga para anggota.
“Kami belajar kesini agar kami bisa berkomunikasi kepada anak melalui story telling. Selain itu kami juga ingin belajar bagaimana membuat pojok baca sebagai sarana efektif bagi pegawai dan keluarga dengan baik,” terangnya.
“Jadi ilmu yang didapat ini muaranya yakni untuk kesejahteraan anggota untuk mendukung keluarga dan suami,” imbuhnya.
Een Hendarsih beserta rombongan pun diajak keliling perpustakaan. Mereka dilihatkan beberapa spot literasi yang bisa diakses dan dinikmati oleh masyarakat. Seperti layanan drive thru, layanan umum, layanan anak-anak, ruang paper kertas, ruang dongeng, pelataran maos, selasar literasi, auditorium literasi, layanan kelompok rentan, ruang inkubator literasi serta galeri Majapahit dan Walilimo. Sebelumnya, mereka juga mendapatkan pengetahuan terkait bagaimana cara mendongeng maupun read aloud dengan baik. Utamanya bagaimana melalui dongeng dan read aloud dapat menciptakan anak-anak bisa minat dan gemar membaca sejak dini.
“Reading is our busnines. Urusan kita semua, apalagi seorang ibu. Pengenalan buku sejak sedini mungkin sangat penting kepada anak-anak,” kata Duta Baca Jatim, Heraldha Savira.
Mendongeng pun bisa dijadikan pijakan agar anak keranjingan untuk membaca. Melalui dongeng dan read aloud diharapkan anak semakin suka dengan membaca buku.
“Bagaimana mengawali agar anak-anak keranjingan membaca. Salah satunya bisa diawali dengan dongeng. Dongeng adalah cerita nyata atau rekaan dengan cara ekspresif. Sehingga menimbulkan imajinatif. Imajinasi ini yang membuat keranjingan mereka. Dari manakah imajinasi itu. Tanpa disadari dari suka buku,” ujar salah satu pendongeng, Kartikanita Widyasari atau yang sering disapa Kak Nitnit.(*)



