SURABAYA, 2 Desember 2024 – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Prov. Jatim kembali memamerkan kejayaan Kerajaan Majapahit di ajang pameran bertajuk “Wilwatikta Acarita” di Gedung ASEEC Tower lt. 1 Kampus B Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Senin (2/12/2024).
Setelah beberapa saat lalu memamerkan Kerajaaan Majapahit dan Walilimo di Grand City Surabaya, kini lembaga yang memiliki moto sebagai tempat pembelajaran sepanjang hayat itu memamerkan kejayaan Kerajaan Majapahit.
Kepala Disperpusip Jatim Ir. Tiat S. Suwardi, MSi mengatakan, berbeda dengan pameran sebelumnya, pameran yang diinisiasi Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (BPKW) XI bersama Fakultas Ilmu Budaya Unair Surabaya ini menampilkan sejarah Kerajaan Majapahit. Konsepnya tidak lepas dengan hal literasi.
“Konsep literasinya yakni berupa masa peradaban kekunoan dengan kemasan kekinian. Jadi konsep ini tidak lepas dengan yang namanya literasi,” ujarnya.
Tiat menjelaskan, pameran yang ditampilkan yakni identik dengan aspek sejarah dan peradaban. Sehingga, nuansa kekunoan tidak bisa ditinggalkan.
“Kekunoannya itu seperti halnya naskah kuno, situs bersejarah dan tradisi nyerat (menulis, red) lontar. Apalagi Jatim sebagai salah satu penghasil lontar terbaik di Indonesia,” tuturnya.
Sementara untuk kekinian, semua sejarah dan peradaban tersebut ditampilkan dalam bentuk teknologi digital. Seperti game, virtual 360 kondisi eksisting situs sejarah dan video animasi.
“Ini yang kami angkat. Mengapa? untuk menyajikan literasi sejarah dan peradaban dalam bentuk teknologi digital sesuai era saat ini,” tutur Tiat.
Sementara pameran yang ditampilkan berupa sejarah lambang negara burung garuda, bendera merah putih serta bhineka tunggal ika. Seperti penggambaran burung Garuda dalam cerita Garudeya serta Garuda dalam bentuk arca.
“Untuk Kerajaan Majapahit tema yang diangkat yakni merawat warisan bangsa menuju peradaban digital,” terangnya.
Untuk hal bendera merah putih, Tiati menuturkan, literasi yang ditunjukkan tentang sejarah awalnya. Dimana merah putih sebagai bendera sudah digunakan oleh Kerajaan Majapahit.
“Kerajaan Majapahit memiliki bendera berwarna merah dan putih yang disebut Sang Saka Getih-Getah Samudera atau Sang Saka Gula Kelapa,” jelasnya.
Stand ukuran 3×3 meter itu juga memamerkan beberapa naskah kuno secara fisik dan digital dalam bentuk e-kios.
“Jadi konsep kekinian berupa digitalisasi menjadi instrumen media dalam menyajikan kekunoan sejarah dan peradaban,” pungkas Tiat.
Sementara itu, Kepala BPKW XI, Endah Budi Heryani, S.S, MM mengatakan, Pameran Wilwatikta Acarita ini diikuti sebanyak 14 peserta. Mereka berasal dari Balai Fakultas Ilmu Budaya Unair, Museum Radyapustaka dan Museum Keris Nusantara Surakarta,
BPKW X, BPKW XI, Penerbit Pustaka Larasan, Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian Unair serta Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asy’ari,
Lalu ada juga Sanggar Batik Sengguruh Kab. Malang, Disperpusip Jatim, UPT Museum Mpu Tantular Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jatim, Laboratorium Rumah Sejarah Fisipol Universitas Negeri Surabaya, Museum Balumbung Kab. Situbondo, Museum TNI Angkatan Laut Loka Jala Crana dan Toko Buku Togamas Surabaya.
“Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari, yakni mulai tanggal 2 hingga 4 Desember 2024. Kegiatannya meliputi gelar budaya yang sudah kita laksanakan beberapa saat lalu. Dan sekarang yakni seminar nasional dan pameran,” kata Endah.
Menurutnya, tema yang diangkat yakni Wilwatikta Acarita. Arti dua kata tersebut yakni Majapahit bercerita. Tujuan ini tidak lain untuk menggalih budaya dan nilai luhur Kerajaan Majapahit.
“Sesuai UU 5/2017 tentang pemajuan kebudayaan ini menjadi inspirasi warisan budaya nusantara agar lestari untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Untuk itu, dirinya menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung kegiatan tersebut.
“Kami dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI mengucapkan terima kasih atas semua bantuan dan dukungan semua pihak,” pungkasnya.(*)