SURABAYA, 16 Oktober 2025 – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Provinsi Jawa Timur kembali menggelar Pekan Literasi 2025 sebagai bagian dari peringatan Hari Kunjung Perpustakaan dan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur.
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Balai Bahasa Jatim Dr. Puji Retno Hardiningtyas, M.Hum., Ketua Komisi E DPRD Jatim Sri Untari, M.A.P., Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Dr. H. Rasiyo., M.Si, Ketua Nahdlatul Turots Lora Utsman Hasan Al-Akhyari, Direktur Wisma Jerman Mike Neuber, serta Direktur IFI Surabaya Vincent Padare.
Pekan Literasi tahun ini mengusung tema “Menjaga Bumi dan Budaya, Membangun Persaudaraan Dunia melalui Literasi”, dimana menekankan peran literasi dalam memperkuat peradaban dan membangun jembatan persaudaraan global yang digelar di Audiotorium Literasi Disperpusip Jawa Timur, Surabaya, Kamis, (16/10/2025)

Kepala Disperpusip Jatim Ir. Tiat S. Suwardi, M.Si, mengatakan, Pekan Literasi tahun 2025 menjadi momentum strategis untuk memperkuat posisi Jawa Timur sebagai pusat literasi nasional.
“Kegiatan ini menggabungkan sejarah, budaya, dan inovasi dalam berliterasi, sekaligus memperkenalkan warisan literasi dari masa lalu hingga era digital,” ujarnya.
Tiat mengungkapkan, bahwa Disperpusip Jatim juga mempromosikan berbagai warisan budaya Jawa Timur yang telah diakui dunia internasional. Seperti Cerita Panji yang ditetapkan UNESCO sebagai Memory of The World, Arsip P3GI sebagai Memory of The World for Asia and the Pacific, serta Geopark Ijen yang dikukuhkan sebagai UNESCO Global Geopark.
“Mengenalkan kembali kekayaan literasi dan budaya lokal yang diakui dunia, berkeinginan menjadikan literasi sebagai sarana membangun persaudaraan lintas bangsa,” ujarnya.
Tiat menambahkan, Pekan Literasi 2025 juga menghadirkan pameran 20 booth dari berbagai lembaga dan komunitas. Puluhan booth itu terdiri dari IFI, Wisma Jerman, Komunitas Seni Budaya Brangwetan, Geopark Ijen, P3GI, Rotary Surabaya, serta beberapa penerbit nasional seperti Mizan, Gramedia, dan Diva Press, serta kegiatan menarik seperti dongeng kolaboratif, pemutaran film bertema budaya Panji, talkshow arsip bersama P3GI dan Geopark Ijen, serta lomba Read Aloud berbahasa Jepang.
Sementara Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekdaprov Jatim, Imam Hidayat, S.Sos., M.M saat membuka acara tersebut menyampaikan bahwa perkembangan teknologi pada era digital jadi tantangan sekaligus peluang bagi dunia literasi.
“Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 80,66 persen, bahkan di Jawa Timur lebih tinggi yaitu 82,19 persen, hampir seluruh lapisan masyarakat kini terkoneksi internet, hal tersebut harus kita manfaatkan untuk memperluas akses literasi,” pungkasnya.
Meski dihadapkan pada arus digitalisasi, tambah imam, tingkat kegemaran membaca masyarakat Jawa Timur terus meningkat. Berdasarkan kajian Perpustakaan Nasional, Tingkat Kegemaran Membaca (TKM) masyarakat Jawa Timur pada 2024 mencapai 77,15, naik dari 69,78 pada tahun sebelumnya. Angka tersebut menempatkan Jatim pada posisi tiga besar nasional setelah DI Yogyakarta dan Kepulauan Bangka Belitung.
“Capaian tersebut menunjukkan seluruh pihak di Jawa Timur berperan aktif membangun budaya literasi yang kuat, dari situ menjadi modal dasar untuk mewujudkan Jawa Timur yang progresif,” tuturnya.
Imam menyoroti terkait terbatasnya ketersediaan buku di Indonesia. Berdasarkan data International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA), idealnya setiap orang dapat mengakses dua koleksi buku per tahun. Tetapi di Indonesia satu koleksi hanya tersedia untuk sekitar tujuh orang.
“Kita harus terus meningkatkan minat baca dan memperluas ketersediaan bahan bacaan. Karena data sensus 2025 menunjukkan 69,66 persen penduduk Indonesia merupakan generasi milenial dan generasi Z. Dan perpustakaan harus hadir bukan hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga ruang kreatif, rekreasi, dan pemberdayaan masyarakat,” ucapnya.
Imam berharap, kegiatan pekan literasi tidak cuman menghidupkan semangat membaca dan menulis lintas generasi, tapi juga memperkenalkan potensi alam dan budaya kepada masyarakat lokal dan dunia.
Disela-sela acara, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Dr. H. Rasiyo, M.Si menyampaikan bahwa Disperpusip Jatim telah melakukan terobosan dan perubahan yang cukup signifikan. Jika sebelumnya, Disperpusip Jatim masih belum ada perubahan tetapi sekarang sudah banyak perkembangan luar biasa.
“Alhamdulillah perkembangannya luar biasa. Tahun yang lalu ketika saya sidak disini duduknya biasa saja tetapi sekarang sudah ada tambahan-tambahan. Dengan perubahan ruang-ruang perpustakaan. Termasuk sajian tulisan-tulisan tokoh-tokoh agama dan ini sangat luar biasa,” kagumnya.
Untuk itu, dirinya berharap agar masyarakat, utamanya para generasi muda di Jatim untuk bisa memanfaatkan pengetahuan dan informasi yang disajikan Disperpusip Jatim.
“Mohon agar ini bisa disampaikan semua pihak termasuk kepada generasi muda kita agar mereka memahami dan mengerti,” tuturnya.(*)

