.
Banyuwangi –Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur (Disperpusip Jatim) mengunjungi Pondok Pesantren Al Azhar Banyuwangi, Kamis -Jumat 28 dan 29 Agustus 2025, guna mendukung penulisan ulang karya monumental ulama besar Banyuwangi, Kiai Abbas, yang berjudul Al Risalah Al Tauhidiyah.
Kunjungan ini menjadi bagian dari program pelestarian naskah kuno serta karya intelektual masyarakat yang bertujuan melestarikan naskah kuno sebagai warisan intelektual pesantren sekaligus memperkuat identitas keilmuan Jawa Timur.
Rombongan ini Disperpusip Jatim bekerjasama dengan Nahdlatut Turots diterima oleh Perwakilan pondok Al Azhar Banyuwangi. Rombongan diwakili oleh pustakawan dari Tim Pelestarian, sedangkan Nahdlatut Turots diwakili Ayung Notonegoro.
Kepala Disperpusip Jatim, Ir. Tiat S. Suwardi, M.Si., menyebut karya Kiai Abbas bukan sekadar teks keagamaan, tetapi bukti kekayaan tradisi intelektual pesantren yang harus dijaga.
“Naskah ini memuat pemikiran tauhid yang mendalam sekaligus menunjukkan peran pesantren dalam menjaga tradisi literasi. Penulisan ulang dilakukan untuk memastikan karya ini dapat dipelajari generasi mendatang dalam bentuk yang utuh dan terjaga,” kata Ibu Tiat.
Menurutnya, upaya pelestarian tidak berhenti pada penyalinan ulang, tetapi juga meliputi digitalisasi agar naskah dapat diakses luas oleh masyarakat tanpa risiko kerusakan pada naskah asli.
Dalam kunjungan tersebut, tim Disperpusip Jatim berdiskusi dengan pengasuh Pondok Al Azhar, para santri, dan tim penyusun naskah terkait metode penyalinan, transliterasi, dan rencana penerbitan.
Pengasuh Pondok Al Azhar Banyuwangi, menyatakan dukungan penuh atas langkah ini.
“Kami merasa mendapatkan dukungan moral dan ilmiah. Dengan keterlibatan Disperpusip Jatim, penulisan ulang bisa dilakukan sesuai kaidah filologi sekaligus menyesuaikan kebutuhan pembaca masa kini,” ujarnya.
Kiai Abbas Banyuwangi dikenal sebagai ulama berpengaruh yang hidup pada awal abad ke-20. Karyanya, Al Risalah Al Tauhidiyah, ditulis dengan aksara Arab Pegon, membahas konsep tauhid secara sistematis dan mudah dipahami.
Naskah ini menjadi salah satu bukti bahwa tradisi keilmuan pesantren Nusantara tidak hanya menyebarkan ajaran agama, tetapi juga membangun warisan intelektual yang bernilai tinggi.
Disperpusip Jatim menekankan pentingnya digitalisasi untuk menghindari kerusakan akibat usia manuskrip. Arsip digital juga memungkinkan publikasi dalam dua versi: edisi ilmiah untuk penelitian akademis dan edisi populer untuk masyarakat umum.
Sejumlah Rencana Tindak Lanjut, langkah strategis yang akan dilakukan meliputi, Penyelesaian penulisan ulang naskah secara manual, Proses digitalisasi dengan standar konservasi nasional, Penyusunan edisi ilmiah dan populer untuk publikasi, pendaftaran karya sebagai bagian dari program pelestarian nasional.
Tiat menambahkan bahwa pelestarian karya ulama merupakan bagian dari upaya menumbuhkan kesadaran sejarah dan literasi pada generasi muda.
“Kita tidak hanya menjaga lembaran kertas, tetapi juga menjaga ilmu, sejarah, dan identitas bangsa,” pungkasnya.

