Surabaya – Dalam rangka pendaftaran karya-karya Syaikhona Kholil Bangkalan ke dalam register Ingatan Kolektif Nasional (IKON), Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) menyelenggarakan kegiatan Diseminasi Naskah Ingatan Kolektif Nasional bertajuk “Menguatkan Ingatan: Warisan Intelektual Syaikhona Kholil dalam Kehidupan Bernegara dan Beragama”. Acara ini digelar secara daring pada Rabu, 2 Juli 2025 dan diikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan. kegiatan ini menjadi bagian dari ikhtiar pelestarian naskah kuno Nusantara, khususnya yang memuat warisan pemikiran ulama kharismatik asal Bangkalan.
Dalam pengantarnnya , Melkion Donal, S.Pd., M.Hum., Kepala Bidang Deposit, Pengembangan, dan Pelestarian Bahan Perpustakaan, Disperpusip Jatim menegaskan bahwa karya-karya Syaikhona Kholil bukan sekadar naskah kuno secara fisik melainkan warisan inetelektual keagamaan dan historis yang mencerminkan peran ulama dalam pembentukan karakter bangsa.
“Warisan Intelektual Syaikhona Kholil sejatinya bukan hanya milik Madura atau Jawa Timur, tetapi milik bangsa Indonesia dan warga dunia karena pemikiran beliau melintasi geografis dan universal” tegasnya.
Diseminasi ini menghadirkan dua tokoh sebagai narasumber, yakni Prof. Dr. KH. Mohammad Hasan, M.Ag. dari UIN Madura, serta Gus Ahmad Kholili Kholil dari Nahdlatut Turots, yang juga merupakan keturunan langsung Syaikhona Kholil.

Prof. Hasan memaparkan pentingnya naskah-naskah karya Syaikhona Kholil sebagai jembatan antara dunia pesantren dan semangat kebangsaan. Ia menyampaikan bahwa karya-karya beliau tidak hanya mengulas hukum Islam, tetapi juga mengajarkan nilai kebijaksanaan, toleransi, dan cinta tanah air.
“Syaikhona Kholil meletakan dasar-dasar keberagamaan dalam ikatan sosial, bukan perpecahan. Dalam konteks keindonesiaan, nilai ini sangat relevan,” ujar Prof. Hasan.
Sementara itu, Gus Ahmad Kholili menekankan pentingnya merawat warisan tersebut secara kontekstual dan konseptual secara empiris dan komprehensif.
“Kita perlu secara sadar perlu menjaga warisan intelektual Syaikhona dan mengimplementasikan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.,” ujarnya.
Acara ini dimoderatori oleh oleh Mubti Shohib, M.H., dosen IAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan sekaligus aktivis Nahdlatut Turots, yang memberi ruang dialog interaktif antara narasumber dan peserta. Banyak peserta menyampaikan minat untuk mengakses, meneliti, bahkan berkontribusi dalam pendataan naskah karya Syaikhona Kholil.
Disperpusip Jatim menyampaikan, pengusulan naskah-naskah Syaikhona Kholil ke dalam register IKON tengah dipersiapkan secara bertahap. Tim pelestari telah melakukan identifikasi, dokumentasi, dan penggalian konteks sosial naskah dengan pendekatan partisipatif bersama keluarga dan pesantren.
Kegiatan diseminasi yang disiarkan pula melalui kanal WBS Radio Perpusnas ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta daring dari berbagai kota. Antusiasme peserta terlihat dalam sesi tanya jawab yang membahas aspek historis, spiritual, dan isi naskah..

