Pelestarian Manuskrip Ponpes Qomarudin: Disperpusip Jatim Lakukan Konservasi Naskah Kuno

Gresik, 2 Juni 2025 — Upaya pelestarian naskah kuno kembali diperkuat oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur (Disperpusip Jatim) melalui kegiatan konservasi naskah milik Pondok Pesantren Qomarudin, yang berlokasi di Desa Sampurnan, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Kegiatan ini merupakan bagian dari program strategis pelindungan naskah kuno masyarakat yang dikandung dalam lembaran-lembaran naskah kuno bersejarah.

Sebanyak 158 naskah kuno milik Pondok Pesantren Qomarudin menjadi sasaran konservasi yang dilakukan tim dari Disperpusip Jatim melalui pembuatan kotak penyimpanan khusus. Kotak penyimpanan ini dirancang dengan bahan bebas asam (acid-free) serta sesuai standar konservasi naskah agar naskah-naskah tersebut dapat terlindungi dari kerusakan akibat paparan cahaya, kelembapan, dan debu.

Kegiatan konservasi ini dilaksanakan pada akhir 2 Juni 2025 dan Tim Pelestarian dari Disperpusip Jatim. Sementara dari pihak pondok pesantren, kegiatan ini difasilitasi oleh Gus Wasil, perwakilan resmi dari Pondok Pesantren Qomarudin yang juga merupakan Lajnah Turots Qomarudin di lingkungan pesantren.

Tim Pelestarian menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kelanjutan program “ Pelindungan dan Revitalisasi Naskah Kuno sebagai Warisan Budaya Dokumenter ” yang telah menjadi salah satu prioritas utama Disperpusip Jatim dalam beberapa tahun terakhir.

“ Provinsi Jawa Timur memiliki kekayaan luar biasa dalam bentuk naskah kuno yang tersebar di berbagai wilayah, salah satunya di lingkungan pesantren. Naskah-naskah ini bukan sekadar koleksi literasi masa lalu, tapi juga warisan intelektual dan spiritual yang mencerminkan dinamika kebudayaan Nusantara,” ujarnya.

Kegiatan konservasi ini bertujuan untuk menghasilkan kotak penyimpanan yang sesuai dengan ukuran fisik masing-masing naskah, karena setiap naskah memiliki dimensi, ketebalan, dan kondisi pelestarian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebelum pembuatan kotak dilakukan, diperlukan pengukuran langsung di lokasi penyimpanan naskah.

“Kami menargetkan sisa tahun 2022 yang belum selesai kami buatkan kotak, sebanyak 158 naskah milik Pondok Pesantren Qomarudin akan memiliki kotak penyimpanan khusus yang disesuaikan, dan proses pembuatannya” terang Ansori.

Sinergi dengan Pesantren sebagai Pusat Pengetahuan

Pondok Pesantren Qomarudin merupakan salah satu pesantren tua di wilayah Gresik yang memiliki koleksi naskah-naskah keislaman dan keilmuan klasik. Banyak di antara naskah tersebut berisi turots karya ulama Nusantara maupun Timur Tengah, lengkap dengan catatan marginalia (ta’liq) yang memperlihatkan jejak intelektual para santri dan kiai masa lalu.

Gus Wasil, perwakilan pesantren yang mendampingi proses pengukuran, menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan oleh Disperpusip Jatim tersebut. Ia menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah terhadap kelestarian naskah-naskah yang selama ini dijaga oleh pesantren secara mandiri.

“Kami berterima kasih karena pondok kami mendapat perhatian dari pemerintah provinsi. Naskah-naskah ini tidak hanya menjadi bagian dari sejarah pesantren, tapi juga aset penting bangsa. Dengan adanya kotak penyimpanan yang layak, kami berharap naskah-naskah ini akan lebih awet dan bisa dipelajari generasi selanjutnya,” ujar Gus Wasil.

Ia juga mengakui bahwa selama ini, penyimpanan naskah di lingkungan pesantren dilakukan dengan sangat sederhana. Beberapa naskah masih disimpan dalam lemari kayu atau kotak kardus seadanya, sehingga rawan terhadap kerusakan fisik maupun biologis seperti jamur dan serangga.

“Upaya seperti ini sangat membantu kami dalam menjaga naskah. Semoga ke depan, ada program lanjutan berupa digitalisasi atau pelatihan konservasi untuk para pengelola naskah di pesantren,” tambahnya.

Kegiatan pengukuran kotak penyimpanan tidak dilakukan secara serampangan. Tim Disperpusip Jatim yang terdiri dari pustakawan dan konservator terlatih membawa serta peralatan pengukuran standar konservasi, termasuk mistar khusus, sarung tangan, dan lembar catatan data teknis.

Setiap naskah diukur secara manual dengan mencatat panjang, lebar, dan ketebalan, serta kondisi fisiknya secara umum. Beberapa naskah yang dalam kondisi rapuh ditangani dengan sangat hati-hati agar tidak terjadi kerusakan selama proses pengukuran. Data yang dikumpulkan kemudian diolah untuk menentukan ukuran kotak yang sesuai.

“Kami berusaha menjaga integritas naskah saat melakukan pengukuran. Tidak ada tekanan atau paksaan pada buku untuk dibuka penuh. Semua dilakukan dengan pendekatan konservatif,” ujar salah satu anggota tim pengukur.

Selain itu, tim juga mendokumentasikan kondisi naskah melalui foto dan catatan kondisi, sebagai dasar untuk rekomendasi konservasi selanjutnya. Dalam beberapa kasus, naskah-naskah yang ditemukan sudah dalam kondisi cukup parah, sehingga diperlukan penanganan lanjutan seperti pengeringan atau pelapisan.

Kegiatan di Pondok Pesantren Qomarudin ini juga merupakan bagian dari pemetaan naskah-naskah kuno milik pesantren yang sedang dikerjakan oleh Disperpusip Jatim. Melalui program ini, Disperpusip Jatim berharap dapat membangun basis data koleksi naskah pesantren yang tersebar di seluruh provinsi.

Jawa Timur memiliki ratusan pesantren dengan koleksi naskah yang belum terdokumentasikan dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan kolaboratif antara pemerintah dan pesantren dalam melakukan pelestarian.

“Kami tidak ingin naskah-naskah ini hanya disimpan secara fisik, tapi juga dikenali secara akademik dan disimpan secara digital. Namun langkah awalnya adalah memastikan fisiknya terjaga dengan baik,” tegas Anshori.

Terbuka peluang bagi pesantren lain di Jawa Timur untuk mengajukan permohonan bantuan konservasi atau pembuatan kotak penyimpanan kepada Disperpusip Jatim. “Program ini terbuka dan akan kami jalankan secara bertahap sesuai dengan kapasitas dan urgensi konservasi,” tambahnya.

Kegiatan pengukuran di Pesantren Qomarudin juga menjadi momentum penting untuk membangun kesadaran kolektif akan pentingnya pelestarian warisan dokumenter. Disperpusip Jatim berharap kegiatan ini tidak hanya berdampak pada peningkatan kualitas penyimpanan, tapi juga meningkatkan perhatian masyarakat terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam naskah kuno.

“Naskah bukan hanya kertas tua. Ia menyimpan ingatan kolektif, nilai-nilai luhur, dan panduan kehidupan yang relevan sepanjang masa,” pungkas Anshoridalam penutup keterangannya.

Dengan pengukuran 158 naskah dan rencana pembuatan kotak penyimpanan khusus, Disperpusip Jatim menunjukkan komitmennya dalam pelindungan warisan dokumenter lokal. Sinergi yang terjalin antara pemerintah dan lembaga keagamaan seperti Pondok Pesantren Qomarudin menunjukkan model pelestarian yang partisipatif dan berbasis komunitas.

Upaya ini diharapkan menjadi langkah awal menuju konservasi berkelanjutan, yang tak hanya melestarikan bentuk fisik naskah, tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai, ilmu, dan kearifan yang tersimpan di dalamnya tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang.

Leave a Comment