SURABAYA, 19 Desember 2024 – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Prov. Jatim berbagi ceria melalui dongeng, bermain dan bernyanyi bersama dengan anak-anak penyandang kanker. Selain itu, keceriaan itu juga dibagikan bingkisan dan tali asih di rumah singgah milik Yayasan Peduli Kanker Anak Indonesia (YPKAI) Surabaya, Rabu (18/12/2024).
Kepala Disperpusip Jatim, Ir. Tiat S. Suwardi, MSi mengatakan, kunjungan silaturahmi di rumah singgah YPKAI Surabaya bertemu anak-anak penyandang kanker untuk memberikan semangat dan keceriaan bersama. Pasalnya, lewat suasana itu diharapkan dapat memberikan suntikan semangat baru bagi mereka.
“Semoga kehadiran ini memberikan keceriaan para orang tua, utamanya kepada anak-anak,” katanya.
Lebih lanjut Tiat pun mengajak kepada orang tua dan anak-anak untuk terus bersemangat mendampingi anak-anak mereka berjuang melawan penyakit yang diderita.
“Jangan putus asa, jangan patah semangat dan teruslah berjuang mendampingi. Sebab Allah SWT senantiasa melihat sebuah perjuangan dan pasti membukakan jalanNya,” ucapnya.
“Terus berikhtiar dan semoga ibu-ibu tetap dan terus bersemangat. Kami selalu berdoa supaya kita diberikan kekuatan, keselamatan dalam menghadapi ujian ini,” imbuh Tiat.
Sementara itu, suasana keceriaan semakin terasa tatkala momen mendongeng dimulai. Dua pendongeng yang selalu tampak ceria yakni Kartikanita atau yang sering disapa Kak Nit-Nit bersama Ariani Safitri atau disapa Kak Inge itu membawakan cerita anak-anak.
Kisah itu berjudul Fino Gatal-Gatal dan Aku Suka Caramu. Dengan antusias dan bersemangat, kedua pendongeng satu per satu menceritakan judul dongeng yang dibawakan.
Pertama soal ajakan untuk berhati-hati saat bermain dan kedua mengajarkan soal kegigihan seorang penyandang cacat.
“Jadi saat bermain bersama Kiki temannya, Fino bersembunyi dan tiba-tiba badannya gatal-gatal. Kenapa gatal-gatal ternyata kena bulu ulat,” cerita Kak Nit-Nit.
Merasa gatal-gatal, Fino pun bergegas pulang dan menceritakan peristiwa itu kepada ibunya. Fino pun diminta untuk segera mandi dan minum obat.
“Fino pun mengantuk akibat obatnya bekerja menyembuhkan gatal-gatal yang dirasakan. Shuttt jangan keras keras, Fino sedang tidur… Setelah bangun, Fino pun sembuh, horeeee….,” katanya.
Beda lagi dengan cerita Kak Inge. Perempuan yang selalu membawa alat musik Ukulele saat mendongeng itu bercerita tentang sosok Rano yang tidak bisa melihat alias buta. Ditemani Wuri, temannya, Rano pun tak ingin mendapat bantuan karena alasan keterbatasan.
“Tak usah wuri, aku bisa sendiri ketika Wuri ingin memberikan bantuannya,” ceritanya.
Namun berkat kepiawaiannya mendeteksi bau dan meraba, Rano pun akhirnya sampai juga ke rumah Ali. Rano menggunakan petunjuk kayu. Untuk mengetahui arah jalan.
“Rano dan teman-teman lainnya merasa senang. Pesta ulang tahun Ali dirayakan meriah. Banyak kue dan jajanan,” cerita Kak Inge.
Dari kedua cerita itu, adek-adek diajak untuk tetap semangat dalam segala keadaan. Karena lewat semangat yang tidak pernah menyerah pasti memberikan berkah dikemudian hari.
“Saya berterima kasih atas kunjungannya. Semoga keceriaan ini memberikan kegembiraan anak-anak,” kata Fitrisiana Budikartiko Sari, salah satu Pengurus YPKAI Surabaya.
Bunda Fitri, demikian dirinya dipanggil mengatakan, sampai saat ini YPKAI Surabaya sudah menerima 300 anak-anak penderita kanker. Ratusan anak-anak tersebut silih berganti untuk tinggal sementara. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti dari NTT, Merauke, Bontang, Sampit dan lain-lain.
“Jadi disini merupakan rumah singgah dan gratis. Sampai saat ini sudah sekitar 300 anak-anak yang singgah untuk berobat. Mereka kebanyakan mengidap sakit Leukimia,” jelasnya.
Untuk itu dirinya berharap, perhatian dari berbagai pihak, utamanya dari pemerintah dapat membantu anak-anak. Utamanya soal tempat tinggal yang dijadikan operasional yayasan. Mengingat, sewa rumah singgah yang ia tempati akan berakhir April tahun depan.
“Kami berharap punya lahan sendiri biar tidak pindah-pindah lagi. Kami berharap dapat fasilitas dari pemerintah,” kata perempuan yang memiliki resep ceria dan senang selalu itu.(***)