SURABAYA, 25 September 2024 – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Jawa Timur menghelat program bertajuk Bahas Apa Saja (BAHASA) di rangkaian Hari Kunjung Perpustakaan (HKP). Acara yang dihelat dalam serangkaian menjelang hari jadi ke-79 Prov. Jatim itu menghadirkan Pimpinan Zumen Art Win Fajar Adventa sebagai narasumber.
Mewakili Kepala Disperpusip Jatim, Ir. Tiat S. Suwardi MSi, Kepala Bidang Pelayanan dan Informasi (PPI) Disperpusip Jatim, Muhamad Arif Widodo, S.T, M.SE, menyampaikan sekilas apa itu program BAHASA sekaligus program Inkubator Literasi Pustaka Nasional (ILPN) Jatim sebagai dasar dilaksanakannya lomba ilustrasi oleh Zumen Art.
Menurutnya, kegiatan yang dilaksanakan secara daring itu dilaksanakan setiap sebulan sekali. Kali ini tema yang diangkat yakni “Membumikan Literasi Melalui Seni Rupa dan Kemas Ulang Informasi”. Program kerja berbentuk siniar (podcast) milik Disperpusip Jatim ini bertujuan untuk membahas tentang topik menarik, baik sesuai permintaan dari pengunjung maupun masyarakat. Podcast ini terdiri penayangan berita, diskusi, dan sesi tanya jawab.
“Saya menyambut baik diadakannya program ini mengingat topik yang dibahas untuk kemajuan dan pengembangan dunia literasi kita,” ucap M. Arif Widodo saat membuka acara di Kantor Disperpusip Jatim, Jl. Menur Pumpungan Surabaya, Rabu (25/9/2024).
Terkait tema yang diangkat, Arif menyampaikan bahwa hubungan antara seni rupa dan literasi dinilainya sangat erat. Pasalnya, dunia seni rupa membutuhkan bahan bacaan sebagai dasar pengembangan ilustrasi.
“Ini yang menjadi tujuan pembahasan kali ini,” terangnya.
Sementara dalam podcast, Win Fajar Adventa menceritakan bagaimana proses kreatif dalam menggambar dan melukis bagi anak-anak, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.
“Untuk anak-anak berumur kurang dari 10 tahun, akan didampingi oleh guru untuk merangkum dan membuat poin-poin dari esai yang dilombakan oleh ILPN. Sedangkan anak berumur lebih dari 10 tahun akan meriset esai secara mandiri,” paparnya.
Menurut perempuan yang pernah berprofesi sebagai pengajar itu menyampaikan hal kreativitas anak-anak. Orang tua diminta untuk mendukung dan mendorong saja.
“Jadi kita sebagai orang tua hanya mendorong dan mendukung saja. Semua kreatifitas dikembalikan kepada anak-anak,” jelasnya.
Hal tersebut, ujar Adventa, memberikan keleluasaan anak-anak untuk berkreasi. Orang tua hanya memberikan panduan untuk berkreasi.
“Ini yang perlu dipahami semua orang dewasa. Termasuk bagi anak-anak berkebutuhan khusus,” imbuhnya.
Dalam menyelenggarakan ILPN Jatim, Disperpusip Jatim telah bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Program berkonsep kompetisi esai ini berhasil mengumpulkan 350 karya esai bertemakan “Ragam Pesona Jawa Timur” dari masyarakat umum.
Setelah diseleksi, akhirnya terpilih 15 karya esai yang kemudian diserahkan kepada Zumen Art sebagai bahan ilustrasi anak-anak. Mereka dinilai sangat menikmati dan seru selama mengilustrasikan karya esai ILPN Jatim.
“Orang tua diharapkan bisa mendukung proses kreatif mereka. Kita bisa bacakan buku, bagaimana caranya agar anak-anak suka baca buku. Karena Indonesia ini darurat baca buku, sehingga ketika dewasa, mereka punya pola pikir tidak dari satu sudut pandang saja,” jelasnya.
Menurutnya, tidak hanya hal mengasah kemampuan menulis dan membaca saja yang perlu diperhatikan. Karya-karya lain pun perlu menjadi perhatian untuk dikembangkan juga.
“Tetapi lebih dari pada itu. Lewat literasi kita bisa belajar seni rupa juga. Tentang bagaimana melatih mengelola ego dan kreativitas lainnya, dimulai dengan membaca buku,” katanya.(Joy/Lia/***)