BATU, 27 Januari 2023 – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Jatim siap membantu memberikan layanan psikososial dari sisi literasi kepada masyarakat jika terjadi bencana alam maupun sosial. Kesiapan tersebut diberikan melalui kegiatan bernama tanggap literasi penanganan pascabencana (Talipena).
Kepala Disperpusip Jatim, Ir. Tiat S. Suwardi, MSi mengatakan, layanan Talipena yang dilakukan berupa dongeng, bermain, biblioterapi, membaca buku, berbagi cerita, restorasi arsip dan literasi tanggap bencana.
“Tujuan Talipena ini yakni bagaimana kita memberikan pembelajaran non kurikulum bagi anak-anak. Termasuk meningkatkan literasi, pemeliharaan arsip atau dokumen otentik dan kredibel. Kami siap memberikan layanannya,” kata Tiat S. Suwardi di sela-sela mengikuti kegiatan Disaster Leadership Academy (DiLA) di Coban Rais, Kota Batu, Sabtu (27/1/2024).
Disamping itu, tujuan lain juga memberikan layanan informasi dalam kerangka pemulihan dampak psikososial melalui biblioterapi. Termasuk meningkatkan literasi masyarakat tentang pentingnya penyelamatan dan restorasi arsip pasca bencana.
“Sasaran yang kita tuju adalah kepada masyarakat terdampak bencana alam maupun sosial. Dan kami melakukannya dengan mengkolaborasikan kegiatan tersebut dengan OPD dan kabupaten/kota,” jelasnya.
Lebih lanjut Tiat menjelaskan, ruang lingkup Talipena sendiri yakni pada penanganan sebelum, saat dan pasca bencana. Peran tersebut didasari Undang-Undang 43/2007 tentang Perpustakaan dan Undang-Undang 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana.
“Dimana fungsi Perpustakaan sendiri yakni memberikan wahana pendidikan, informasi dan rekreasi serta penanganan kebencanaan arsipnya,” jelasnya.
“Untuk penanganan arsip warga ketika kena banjir dan lumpur, maka untuk direstorasi dan dikembalikan arsip vital kependudukannya, pertanahannya, pemerintahannya, batas wilayahnya, ijasahnya dan lainnya,” jelasnya.
Prioritas yang diberikan, sebut Tiat, yakni kepada korban bencana dalam pelayanan publik meliputi fasilitas dan pemberlakuan khusus bagi kelompok rentan. Mereka terdiri dari penyandang disabilitas, lanjut usia, wanita hamil, anak-anak, korban bencana alam dan korban bencana sosial.
“Pelaksanaan yang pernah kita lakukan yakni saat terjadi bencana sosial atau gafatar di Surabaya tahun 2016. Yakni di Asrama Transito Surabaya,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga pernah memberikan layanan Talipena saat terjadi erupsi Gunung Semeru di Kab. Lumajang tahun 2021-2022. Sedang di tahun 2023, pihaknya juga memberikan layanan Talipena di bencana alam tanah gerak Sawoo Kab. Ponorogo.
“Saat di bencana alam tanah gerak, kami memberikan bantuan buku bacaan dan sembako. Warga juga kita berikan hiburan edukatif berupa dongeng,” ujarnya.
Sementara untuk penyelamatan arsipnya, Disperpusip Jatim telah menyelamatkan arsip vital milik masyarakat/instansi terdampak bencana periode 2017-2023 sebanyak 2.008 lembar. Lokasi yang ditangani yakni meliputi di Kab. Pacitan, Kab. Madiun, Kab. Nganjuk, Kab. Lumajang, Kab. Trenggalek, Kab. Bondowoso, dan Kab. Ponorogo.
“Semua itu kami lakukan dengan mengutamakan dalam upaya inisiatif, kolaborasi, dan inovasi atau disingkat IKI. Itu yang sering ditekankan oleh Ibu Gubernur, Ibu Khofifah Indar Parawansa kepada kami,” pungkasnya. (wrg)