Setelah sebelumnya Disperpusip Jatim mengalihmediakan beberapa manuskrip naskah kuno di Sidet Lami dan Paiton Kab. Probolinggo, Museum Mpu Tantular, lalu di pondok pesantren (Ponpes) Badriduja Kabupaten Probolinggo, kali ini upaya yang sama juga dilakukan di Museum Kraton dan Manuskrip Milik Masyarakat Pinggirpapas, Rabu-Jumat (6-8/12/2023).
Menurut Ketua Tim Pelestarian Disperpusip Jatim Asdiani, SE, MM, upaya pengalihmediaan manuskrip naskah kuno yang dilakukan sesuai amanah UU no 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Dalam UU tersebut disebutkan bahwa Perpustakaan merupakan wahana pelestarian kekayaan khasanah budaya bangsa baik berupa fisik, informasi dan pengetahuan.
“selain alih media manuskrip, perawatan manuskrip juga sebuah kewajiban pemetintah dalam merawat manuskrip yang berada di masyarakat ” ujarnya.
Apalagi, sebut Asdiani pelestarian naskah kuno merupakan warisan intelektual, kebudayaan, kesenian bangsa Indonesia yang sangat berharga. Warisan tersebut harus tetap dilakukan dengan baik.
“manuskrip ini kita rawat agar dapat diwariskan ke anak cucu dan diakses Kembali,” terangnya.
Asdiani menyebutkan, tujuan utama dilakukannya pengalihmediaan naskah kuno ini adalah untuk menyelamatkan dan melestarikan informasi isi dari kandungan naskah kuno. Cara tersebut untuk dijadikan pembelajaran yang sangat berharga bagi generasi mendatang.
“perawatan dan alihmedia sangatlah penting agar kita dapat mencontoh para pendahulu dengan baik dan benar melalui manuskrip yang pernah dituliskan,” jelasnya.
Kondisi naskah di masyarakat tidak baik-baik saja, banyak manuskrip yang mengalami kerusakan dan rapuh ketiga dipegang, sehingga memerlukan perhatian khusus dalam penyelamatan naskah.
“salah satu kantong dari ratusan kantong naskah yang telah kita petakan, adalah di Kraton Sumenep” jelasnya.
Mengetahui data inventaris tersebut , Disperpusip Jatim mencoba untuk mengalihmediakan naskah kuno.
Kedepan, pihaknya juga akan mengalihmediaan berbagai naskah kuno di masyarakat, seperti di Klenteng, Gereja, Wihara serta milik warga lainnya.
Dipilihnya pengalihmediaan naskah kuno di berbagai pusat pemerintahan, khususnya Museum Kraton Sumenep bukan tanpa alasan. Hal ini disebabkan para Sultan dan adipati Sumenep banyak menorehkan catatan emas dan karya intelektual yang menggambarkan perkembangan pemerintahan di Sumenep.
Sementara itu, Kepala UPT Museum Kraton Sumenep Hemawan Suryansyah menyampaikan terima kasih. Menurutnya, lewat alih media yang dilakukan Disperpusip Jatim dapat menjaga dan melestarikan naskah kuno milik Museum Kraton Sumenep.
“Kami menyampaikan terima kasih. Karena ini bisa menjadi pelestarian bagi koleksi museum” kata Hemawan Suryansyah.
Dirinya berharap, lewat alih media tersebut dapat mempermudah t untuk memahami isi dan kandungan dari naskah kuno yang telah ditulis oleh sultan. (*wdp)