Kabupaten Pasuruan, 12 Desember 2023 – Upaya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur dalam melestarikan manuskrip karya ulama di Jatim terus dilakukan. Salah satu langkah tersebut yakni dengan cara restorasi dan membuatkan kotak penyimpanan (portepel) manuskrip naskah kuno ulama di Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri Kab. Pasuruan.
“Ada sebanyak 7 naskah yang kita identifikasi dan survei kerusakan naskah agar dilakukan treatment perbaikan dan pembuatan portepel yang kita buatkan. Jumlah tersebut sesuai dengan manuskrip yang dimiliki oleh Sidogiri Kab. Pasuruan,” ujar Muhammad Ansori, Pustakawan Ahli Pertama Disperpusip Jatim saat memberikan pelatihan dalam perawatan di Ponpes Sidogiri Kab. Pasuruan, Selasa (11/12).
Pembuatan portepel manuskrip merupakan langkah awal dari komitmen pemerintah untuk melestarikan manuskrip yang berada di masyarakat. Tujuannya yakni untuk mencegah kerusakan manuskrip naskah kuno.
“Perpustakaan mempunya tugas dan kewajiban membantu masyarakat melestarikan naskah kuno yang dimilikinya khususnya pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan salah satu pondasi pembentukan karakter santri dan masyarakat. Naskah kuno yang ada di pesantren merupakan karya keilmuan, hasil olah intelektual yang perlu dilestarikan,” ujar Ansori.
Sebagai informasi, pada tahun 2023, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur memberikan fokus perhatian terhadap upaya pendataan, preservasi seperti pembuatan kotak penyimpanan, restorasi dan pengalihmediaan naskah-naskah kuno keagamaan di pondok pesantren, salah satunya seperti yang telah dilakukan di Ponpes Sidogiri. Harapannya adalah naskah kuno yang masih tersebar di masyarakat, terinventari agar dapat diselamatkan dan dibuka aksesnya kepada masyarakat luas untuk didayagunakan.
Kepala Perpustakaan Ponpes Sidogiri Kiai Nabil Bin Syam menjelaskan, soal pelestarian naskah kuno keagamaan yang berada di ponpes hanya menyimpan saja di rak lemari pondok, baru sekarang dilakukan pelatihan penyimpanan dan perawatan.
Pondok Pesantren Sidogiri sendiri sangat terbantu dengan adanya bantuan pelatihan penyimpanan , perawatan, dan pembuatan kotak penyimpanan naskah kuno yang diberikan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur.
Untuk langkah Pondok Pesantren Sidogiri akan memaksimalkan bantuan kotak penyimpanan yang ada agar naskah kuno di lingkungan pondok dapat terus lestari dan dapat dipelajari oleh santri dan masyarakat umum.
“Kami mempunyai banyak manuskrip pesantren, baik yang ditulis oleh para Masyayikh Kami, maupun salinan kitab dari yang dibelajarkan di ponpes,” terang Kiai Nabil Bin Syam.
Ditanya soal tahap kelanjutan program pelestarian manuskrip pesantren setelah penyerahan portepel ini, Kiai Nabil Bin Syam menyampaikan bahwa pihaknya akan berusaha menggali manuskrip yang berada di keluarga yang sudah menyebar agar diketahui jumlah dan dapat dijadikan data awal guna dilesatarikan.
“Kami akan mengumpulkan manuskrip yang masih tersebar, karena baru dari bebrepa santri dan keluarga masyayikh yang masih diinventaris.” jelasnya.
Selain digitalisasi dan pelestarian fisik, Ponpes Sidogiri Pasuruan sudah melakukan pengkajian dan beberapa manuskrip yang dimiliki untuk memudahkan proses pembelajaran Santri.
Harapannya dengan langkah awal ini, ditindaklanjuti dengan kerja sama antara Disperpusip Jatim, Dispeprusip Kabupaten Pasuruan dan Ponpes Sidogiri untuk menyelamatkan naskah kuno yang berada di ponpes “. Hal ini perlu dilakukan guna, para santri dan generasi mendatang mengenal warisan intelektual dari pesantren.” katanya.(*wdp)