SURABAYA, 29 September 2023 – Untuk menyemarakkan peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) tahun 2023, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Jatim memamerkan manuskrip naskah kuno yang digelar di Gedung Merah Putih, Balai Pemuda Surabaya, Jumat (29/9).
Acara yang digagas Balai Bahasa Jatim selama dua hari, 29-30 September 2023 itu dilaksanakan untuk menunjukkan keberhasilan pembangunan literasi serta melestarikan aksara di Jatim. Termasuk peran Disperpusip Jatim dalam keikutsertaannya memamerkan ratusan manuskrip naskah kuno lewat hasil alih media yang dilakukan selama ini.
“Ada sekitar 185 manuskrip yang sudah kita alih mediakan. Manuskrip tersebut dalam bentuk digital dan bisa dilihat melalui e-kios,” kata Kepala Disperpusip Jatim, Ir. Tiat S. Suwardi, MSi.
Ratusan manuskrip digital tersebut merupakan hasil alih media yang dilakukan anak buahnya di beberapa lokasi di seluruh Jatim. Beberapa lokasi tersebut berada di lingkungan pondok pesantren dan masyarakat umum.
“Ada juga manuskrip yang kita alih mediakan milik masyarakat adat, institusi maupun pemerintahan,” katanya.
Isinya, sebut Tiat, terdiri banyak hal. Selain serat yusuf, naskah pembelajaran tentang dunia pondok pesantren, juga naskah tentang obat-obatan.
“Yang lainnya juga ada naskah tentang Negarakertagama, Pararaton, Sutasoma. Ada juga tentang ramuan jamu-jamuan atau pengobatan tradisional. Ada juga naskah tentang berdirinya sebuah desa,” tutur Tiat.
Tidak hanya itu saja, lembaga yang dipimpinnya juga memamerkan manuskrip naskah kuno berupa fisik. Seperti manuskrip yang berisikan Al Quran dan diperkirakan ditulis para kyai pada Abad 17-an.
“Lalu ada juga serat Yusuf serta serat Babad Majapahit. Sehingga yang kita pamerkan ada tiga manuskrip berupa fisik dan sisanya berupa digital,’ jelasnya.
Manuskrip yang ditampilkan, sebut Tiat, merupakan manuskrip berbahan baku kertas eropa dan daun lontar. Termasuk juga berupa dami serat yusuf yang ditulis pada abad 15.
“Itu hasil kunjungan di Museum Sunan Giri dan Sunan Drajat,” sebutnya.
Lebih lanjut Tiat menjelaskan, pameran manuskrip naskah kuno yang ditampilkan lebih menampilkan aksara yang berkembang di Jatim. Seperti aksara pegon dan aksara honocoroko.
“Itu yang berkembang di Madura, serta Lamongan, Tuban, Jombang, Banyuwangi, Situbondo dan beberapa daerah di Jatim,” terangnya.
Selain manuskrip naskah kuno yang ditampilkan Disperpusip Jatim, ajang pameran memperingati HAI tahun 2023 bertema “Membingkai Aksara Nusantara dan Dunia dari Surabaya” itu juga memamerkan manuskrip naskah kuno dari Museum Pendidikan Surabaya berupa cerita Nabi Yusuf dan Nabi Musa.
Menurut Tiat, pameran manuskrip naskah kuno yang dipamerkan dalam ajang peringatan HAI tahun 2023 ini dinilai sangat penting. Selain sebagai sebuah kebanggaan atas karya dan karsa budaya bangsa, juga menunjukkan betapa besarnya kekuatan aksara dan literasi bagi kemajuan bangsa.
“Ini menjadi suatu hal yang sangat penting, bagaimana kita harus saling bahu membahu dan bersinergi dalam melestarikan budaya untuk meningkatkan literasi dalam situasi gempuran informasi hoax di dunia maya,” jelasnya.
Untuk itu, mantan Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Jatim itu menyampaikan bahwa keberaksaraan menjadi modal dasar dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Termasuk dalam membangun kesadaran masyarakat soal budaya literasi.
“Sosialisasi aksara nusantara lewat media pameran ini sangat penting, terutama bagi generasi muda kita agar mereka mengetahui bahwa bangsanya memiliki budaya leluhur yang sangat tinggi,” jelasnya.
Selain dipamerkan manuskrip naskah kuno dalam bentuk digital dan fisik, kegiatan tersebut juga dilaksanakan sarasehan literasi dengan mendatangkan para pakar pernaskahan, seperti Filolog Unair Abimardha dan Redaktur Ajisaka, Andi Asmara.
Sebelumnya, pembukaan pameran dan sarasehan yang digelar dalam rangka peringatan HAI tahun 2023 itu dihadiri beberapa perwakilan negara sahabat, seperti dari Konjen India, Konjen Jerman, dan Konjen Taiwan. Bahkan, para tokoh literasi, seniman dan budayawan juga turut hadir. (*wrg/man)