SURABAYA, 21 Juni 2022 – Untuk mempercepat pelestarian dan penyelamatan naskah kuno yang tersebar di masyarakat, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Jawa Timur menggelar rapat teknis (Ratek) di Hotel Aria Centra Surabaya, Selasa (21/6).
Acara yang digelar selama dua hari, 21-22 Juni 2022 itu dibuka Sekretaris Disperpusip Jatim Dwiko Yudhi Widodo, SH, M.AP mewakili Kepala Disperpusip Jatim.
Hadir sebagai pembicara, Plt. Kepala Pusat Preservasi dan Alih Media Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Dra. Made Ayu Wirayati, M. IKom, Kepala Balitbang Agama Semarang Dr. Samidi Khalim, S. Ag, MSi, Sugeng Adipitoyo, MSi dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dan Dr. Abimardha Kurniawan dari Universitas Airlangga Surabaya (Unair).
Dalam laporannya, Kepala Bidang Deposit, Pengolahan dan Pelestarian (DPP) Disperpusip Jatim Melkion Donald, S.Pd, M.Hum menyampaikan, bahwa Ratek Pelestarian dan Penyelamatan Naskah Kuno ini diutamakan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikan naskah kuno. Disamping itu juga untuk pemahaman soal pendaftaran naskah kuno.
“Tujuan lainnya yakni juga untuk mensosialisasikan bagaimana tata cara dalam penyimpanan dan perawatan naskah kuno. Termasuk juga diharapkan keikutsertaannya secara aktif dalam melaporkan naskah kuno ke Perpustakaan Umum masing-masing di setiap daerah,” katanya.
Materi dan program yang disampaikan seputar pengelolaan naskah kuno, inventarisasi dan digitalisasi naskah kuno. Selain itu, soal alih wahana dalam menyebarluaskan informasi naskah kuno serta cara penyimpanan, perawatan dan pelestarian naskah kuno.
Sementara itu, Sekretaris Disperpusip Jatim Dwiko Yudhi Widodo, SH, M.AP menyampaikan harapannya agar permasalahan teknis terkait pelestarian dan penyelamatan naskah kuno dari kerusakan dapat dilakukan langkah penyelamatan. Itu penting dilakukan untuk menyelamatkan informasi penting yang terkandung dalam manuskrip naskah kuno.
“Ini penting agar segala informasi tentang masa lampau bisa sampai kepada generasi muda saat kini dan masa mendatang,” jelasnya.
Mengapa demikian, sebut Dwiko, agar informasi tersebut dapat bermanfaat sebagai bahan penelitian maupun kajian study.
“Untuk itu, program substansi pada lembaga perpustakaan segera dapat dibahas secara mendalam bersama-sama,” jelasnya.
Dwiko kembali menekankan soal pentingnya perhatian naskah kuno yang ada di tengah-tengah masyarakat. Tidak hanya soal pelestarian dan penyelamatan saja yang perlu diperhatikan, tetapi soal pendataan dan pemetaan juga menjadi perhatian bersama.
“Ini merupakan upaya memfasilitasi komunikasi dalam rangka memajukan kelembagaan perpustakaan agar tercipta pandangan, persepsi dan wawasan yang sama dalam melestarikan naskah kuno,” jelasnya.
“Sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat dilakukan secara optimal yaitu secara mudah, murah, cepat dan akurat,” imbuh Dwiko.(*wempi)