Kegiatan membaca merupakan salah satu aktifitas yang sangat mempengaruhi kehidupan menusia. Anak-anak yang suka membaca pengetahuannya akan sangat luas, di dalam buku tersimpan berbagai macam ilmu pengetahuan. Untuk mendapatkan buku-buku yang berkualitas ada di berbagai perpustakaan, mulai dari perpustakaan keluarga, perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum milik pemerintah. Dan kita dapat menikmati ragam buku dalam perpustakaan. Perpustakaan merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk mengakses bacaan. Hampir setiap negara mempunyai perpustakaan, dan juga Indonesia. Di Indonesia minat baca masyarakat masih rendah sehingga buku sangat jarang dibaca, dan perpustakaan jarang dikunjungi. Faktor yang menjadikan perpustakaan keluarga jarang dikunjungi adalah karena tidak adanya figur dari orang tua yang senang membaca, tidak adanya ruang yang representatif dan juga tidak adanya buku-buku yang menarik bagi anak untuk dibaca, hal ini menyebabkan minat baca dikalangan anak anak tidak bertambah.
Di dalam Bab I mengenai ketentuan umum pasal 1 UU No. 43 tahun 2007 menyebutkan bahwa : “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan atau / karya rekam secara profesional dengan sistem baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian dan pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka”.
Menurut Wikipedia, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan atau perpustakaan keluarga, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Perpustakaan merupakan sebuah lembaga baik formal maupun non formal yang mengelola sumber informasi yang menduduki posisi penting dalam lingkungan pendidikan dan tempat pelatihan bagi seseorang yang peduli dengan ilmu pengetahuan, baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat pada umumnya. Demikian juga dengan adanya perpustakaan keluarga, tujuan awal dari pendirian perpustakaan keluarga adalah sebagai sumber informasi dan pengetahuan dilingkungan keluarga dan juga digunakan sebagai tempat awal untuk mengembangkan minat dan budaya membaca bagi seorang anak anggota keluarga. Menumbuhkan minat dan budaya membaca dalam kehidupan anggota keluarga bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Walaupun kita semua tahu bahwa membaca mempunyai dampak positif bagi kita semua, karena membaca merupakan modal dasar bagi anak yang sedang menjalani proses belajar mengajar, mereka dapat mengembangkan daya imajinasinya dan yang lebih penting adalah dengan membaca anak akan mendapatkan ilmu yang bermacam-macam dan kelak akan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Inilah manfaat yang diperoleh dari aktifitas membaca bagi seorang anak.
Minat baca di negara kita tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan anak anak Indonesia baik yang di kota maupun pedesaan, lebih banyak main vidiogame dari pada membaca buku. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat indonesia. Oleh karena itu, minat baca seorang anak harus mulai dikembangkan mulai sejak dibangku sekolah agar kelak mereka mempunyai bekal ilmu untuk kehidupannya.
Minat dan budaya membaca buku dirumah pada umumnya masih sangat rendah, faktor ini bukan hanya kesalahan dari anak-anak kita, tetapi bisa juga berasal dari pihak orang tua atau guru sekolah serta lingkungannya. Sebagian besar orang tua tidak peduli dengan lemahnya minat baca anak, banyak rumah tangga tidak memiliki perpustakaan keluarga, jikapun ada biasanya tempatnya kurang menarik, koleksinya juga jarang ditambah, yang ada buku lama yang berdebu sehingga anak malas pegang buku buku yang ada diperpustakaan keluarga. Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa minat baca anak masih sangat rendah, dan untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat baca dalam kehidupan anak bukanlah pekerjaan yang mudah. Kendati demikian, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca anak, antara lain :
Pertama, dengan memberikan rewards. Untuk menumbuhkan minat baca dapat dilakukan dengan memberikan hadiah. Orang tua kakek atau nenek dapat memberikan hadiah bagi anak yang rajin membacadan sering berkunjung keperpustakaan keluarga. Hadiah yang diberikan setiap hari ulang tahun si anak, dan hadiah tersebut bisa berupa uang tabungan atau rekreasi ke tempat tempat wisata, hadiah juga mempunyai tiga fungsi yang lainnya, antara lain :
- Memiliki nilai pendidikan. Hadiah tidak hanya sekedar sebuah benda saja melainkan ada makna yang lain, yaitu menyadari telah berbuat baik dan telah membuat senang orang tua;
- Memberikan motivasi kepada anak. Anak yang diberi hadiah akan termotovasi untuk berbuat hal yang sama dan bahkan lebih baik lagi sehingga anak yang diberi hadiah karena rajin membaca ada kemungkinan besar ingin mengulanginya lagi dan lebih baik lagi.
- Memperkuat perilaku anak. Anak yang diberi hadiah kepercayaan diri dan keyakinannya akan semakin kuat karena dia sadar bahwa perbuatannya benar dan diakui oleh lingkungan setempatnya.
Kedua, tugas yang berhubungan dengan perpustakaan keluarga. Orang tua seharusnya kreatif dalam merencanakan pertumbuhan anaknya karena dengan menggunakan media dan cara penyampaian materi yang beragam, maka seorang anak akan semakin semangat dalam memperlajari ilmu pengetahuan. Dan salah satu cara agar semangat belajar sekaligus menjadikan mereka gemar membaca adalah dengan memberikan kegiatan yang berhubungan dengan minat baca. Misalnya, anakdiajak diskusi trending topik pada saat ini dan disuruh cari referensi dibuku, lalu mereka disuruh untuk mendiskusikan dengan teman-teman sepermainannya, dengan demikian tanpa disadari anak telah dilatih untuk membaca.
Ketiga, teladan dalam membaca. Seorang anak membutuhkan teladan dari lingkungan keluarga agar mereka mulai suka membaca buku. Percuma saja jika orang tua menyuruh atau menghimbau agar anaknya mau membaca sedangkan bapak/ibu nya tidak pernah menyempatkan diri untuk membaca buku, karena mereka akan meniru kedua orang tuanya. Sayangnya,disebagian besar orangtua jarang meluangkan waktunya untuk membaca, dan mereka lebih banyak menghabiskan waktunya dikantor atau dirumahsembari berbincang-bincang dengan tetangga, dan yang lainnya melihat televisidiwaktu senggang. Perilaku seperti ini akhirnya juga menular kepada anak, sehingga mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain bersama sama teman temannya.
Keempat, Mengunjungi Perpustakaan umum setempat. Sehubungan perpustakaan keluarga buku2 nya sangat terbatas dan informasinya kurang lengkap ada baiknya orang tua mengajak anak untuk mengunjungi perpustakaan umum kota setempat yang buku bukunya tentu lebih lengkap dan menarik. Pengunjung perpustakaan umum di Indonesia khususnya pengunjung Perpustakaan umum Provinsi Jawa Timur, pada umumnya adalah kalangan mahasiswa atau pelajar, jarang sekali ditemui orang tua yang membawa anak anaknya mengunjungi perpustakaan dan bermain di perpustakaan, jika ada persentase nya sangat kecil, hanya sekitar 2 persen saja. Sehingga perpustakaan bagi anak anak mereka suatu hal yang tidak familiar. Sudah saatnya orang tua modern sekarang ini, mengajak anak anaknya bermain sambil belajar diperpustakaan, diharapkan dengan seringnya ke perpustakaan akan tumbuh minat baca pada anak.
Kelima, Bercerita pada anak diruang perpustakaan keluarga bahwa orang-orang sukses itu pasti orang yang suka membaca, semisal : Dua Proklamator Republik Indonesia, Bung Karno dan Bung Hatta, Presiden Suharto yang meminpin Indonesia selama 32 tahun, Presiden Habibie, yang Punya Perpustakaan Pribadi saking Sukanya membaca buku, dan Presiden presiden berikutnya, mulai Presiden Abdul Rahman Wahid (Gusdur), Presiden Megawati, Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) serta Pesiden sekarang Joko Widodo (Jokowi) semua Presiden itu adalah orang orang yang suka membaca sehingga wawasannya sangat luas dan dicintai oleh rakyat Indonesia dimasa nya.
Keenam, buku-buku diperpustakaan keluarga disesuaikan dengan umur anak, Sebuah bacaan tentu akan lebih diminati jika sesuai dengan umur mereka, seorang anak kecil tentu akan lebih tertarik membaca buku tentang cerita anak dari pada buku yang berkaitan dengan politik. Sebuah perpustakaan keluarga hendaknya sumber bacaan yang ada disesuaikan dengan kondisi anak yang ada dikeluarga tersebut, jika anak masih duduk SD/MI maka buku yang disediakan adalah buku-buku yang berisi tentang dunia anak kecil, sedangkan untuk anak tingkat SMP/SMA maka buku yang disediakan tentang remaja. Beberapa contoh buku yang berisi tentang anak-anak adalah sebagai berikut :
- Bilal bin Rabah Karya Ana. P. Dewiyana
- 114 Al-Quran Stories Karya Vande Arie
- Asmau Husna dihatiku Karya M. Faizi
- 500 Tanya Jawab Ilmu Pengetahuan Mutakhir Untuk Anak karya Peter Eldin
- Ceria Ramadhan di 5 benua – 25 negara Karya Wulan M. Pratiwidkk
- 50 Aktivitas Dan Mewarnai karya Markus
- Untuk majalah, misalnya majalah bobo, majalah fantasi, majalah kuark, majalah wildan, majalah abatatsa dan yang lainnya
Buku-buku diatas khusus untuk anak-anak yang berumur ditingkat SD/MI dan juga TK, untuk buku tingkat SMP/MTs tentu berbeda. Berikut ini buku yang sekiranya diminati untuk dibaca dan membuat anak ingin mengunjungi perpustakaan keluarga :
- My Life As Writer karya Achmad Baihaqi
- ABG dibalik Runway karya Armadina AZ
- Robohnya Surau Kami karya A.A Navis
- Tongkat Ajaib Lolita : Happily Ever After Karya Karla M. Nashar
- Super Teenager karya Fadlan El-Qossam
Untuk anak tingkat SMA, maka buku yang disajikan adalah buku-buku yang mulai mengajak anak-anak SMA untuk berfikir lebih dalam lagi dan disertai alasan yang masuk akal, dan bahasanya dalam buku mulai tidak begitu ringan lagi. Karena anak-anak SMA sudah mulai bergaul dengan lawan jenis, maka buku yang cocok disajikan oleh orang tua adalah buku yang karakter utamanya mengalami kesulitan dalam hidup. Akan lebih baik lagi bila karakter utamanya berusia sama dengan anak, sehingga mereka akan merasa terhubung dan memahami kesulitan hidup para tokoh dalam bukunya. Ini bisa tingkatkan rasa empati anak terhadap orang lain. contoh buku tersebut adalah antara lain :
- Dua Garis Biru Karya Lucia Priandini : Kisah pilu dua remaja dan dua keluarga dalam menyelesaikan kesalahan mereka;
- Does My HeadBeberapa Look Big In This ? Karya Randa Afdel – Fattah : Perjuangan seorang gadis mempertahankan imannya sebagai minoritas di sebuah negara sekuler;
- Negeri 5 menara Karya Ahmad Fuadi : Menceritakan perjalanan hidup para pelajar di Pondok Pesantren yang inspiratif langsung dari para pelakunya;
- Good Night Stories for Rebel Girl Karya Elena Favilli dan Francesca Cavallo : Menceritakan Seratus kisah tentang perempuan perempuan luar biasa yang mengubah wajah dunia.
Beberapa cara tersebut patut dicoba untuk meningkatkan minat baca anak-anak kita, karena siapa tahu salah satu diantara cara tersebut dapat menarik minat baca anak sehingga mereka dapat menjadikan perpustakaan keluarga sebagai sumber inspirasi. Dan mungkin masih ada cara lain yang dimiliki oleh penulis lainnya.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menarik dan mengembangkan minat baca anak sehingga membuat anak anak kita gemar membaca dan mengunjungi perpustakaan dimanapun dia berada. Dan cara yang dapat diterapkan adalah :
- Memberikan rewards kepada anak yang sering membaca dan bermain di ruang perpustakaan keluarga.
- Memberikan tugas kepada anak beserta teman temannya yang berhubungan dengan perpustakaan.
- Anak anak membutuhkan teladan dalam membaca dari orang tua nya
- Mengajak anak bermain dan membaca buku yang sesuai umurnya ke perpustakaan umum yang ada di kotanya masing-masing.
- Menceritakan kisah Sukses orang2 yang suka membaca buku.
- Buku-buku diperpustakaankeluarga selalu dilengkapi disesuaikan dengan umur anak-anak kita.
DAFTAR PUSTAKA
- UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
- Yaya Suhendar, 2014. Cara mengelola Perpustakaan Sekolah Dasar Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP
- Sulistyo. Basuki. 1994. Periodisasi Perpustakaan Indonesia : Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Artikel Oleh :
Nuris Agusti, SH. M.Kn
( Pustakawan Ahli Madya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur )