Perpustakaan seringkali dipandang sebagai pusat informasi yang kegiatannya lebih diarahkan pada upaya pengorganisasian informasi dan pengawasan bibliografi seperti katalogisasi, klasifikasi, pemberian kelengkapan buku, pengaturan buku di rak, layanan sirkulasi dan lain-lain yang bersifat internal dan berpusat pada buku. Perhatian kepada masyarakat sebagai pengguna perpustakaan seperti kegiatan promosi dan publikasi belum mendapat perhatian yang memadai. Konsekuensinya adalah perpustakaan menjadi terkesan eksklusif dan kurang merakyat. Untuk itu perpustakaan melaksanakan program pro aktif promosi dan publikasi perpustakaan salah satunya melalui kegiatan dongeng.
Kegiatan mendongeng dipilih karena masyarakat Indonesia masih terbiasa dengan budaya bertutur (dongeng). Seperti strategi penjualan mulut ke mulut ataupun orang tua yang mendongeng secara lisan (bertutur) untuk anak-anaknya sebelum tidur. Hal tersebut dapat dirasakan dari kunjungan masyarakat ke perpustakaan yang masih sedikit. Sehingga diperlukan strategi agar masyarakat memiliki kegemaran membaca melalui budaya yang sudah mengakar di masyarakat, yaitu budaya bertutur. Lebih lanjut, untuk memperluas jangkauan ke masyarakat perpustakaan diharuskan mentransformasikan layanan offline menjadi layanan online.
Uji coba layanan ini dilakukan pada awal bulan Januari 2020 dengan memutarkan video dongeng pada saat kegiatan DARLING yang dilakukan secara tatap muka di sekolah-sekolah. Langkah tersebut diambil sebagai langkah pertama untuk melihat minat audiens terhadap kegiatan dongeng dengan media elektronik.
Seiring dengan tranformasi program tersebut, terjadi Pandemi Covid-19 yang membatasi kunjungan secara tatap muka dengan masyarakat sehingga menambah urgensi layanan online. Oleh karena itu, dilakukan layanan Dongeng Online (DOLEN) dengan perekaman video ketika pustakawan mendongeng kemudian diunggah dalam media sosial dan siaran langsung dalam instagram @disperpusipprovjatim.