Pada kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan kepada kebutuhan akan informasi, misalnya memantau prakiraan cuaca dan mencari tahu jadwal penayangan film bioskop. Dari adanya kebutuhan tersebut sebenarnya secara tidak sadar kita telah mengembangkan perilaku informasi meliputi pemenuhan, penemuan, pemilihan, dan penggunaan informasi yang kita butuhkan di mana hal tersebut merupakan dasar bagi keberadaan kita sebagai manusia. Dari pengembangan perilaku informasi tersebut maka berkembanglah perilaku penemuan informasi yang dibutuhkan sebagaimana yang dikemukanan oleh Ellis (1989) bahwa di dalam menemukan informasinya individu melakukan enam tahapan, yaitu starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring, dan extracting.
Guna menemukan informasi yang tepat sesuai kebutuhan, kita dapat mengakses berbagai macam media yang beragam dan berkembang saat ini. Media kini jauh lebih beragam seperti radio, televisi, dan internet yang beragam pilihan kontennya seperti media sosial, website, blog, jurnal ataupun koran. Keberagaman media ini memberi ruang gerak yang luas bagi kita untuk tidak hanya mampu menemukan serta menggunakan informasi dengan lebih mudah. Namun juga mampu untuk menciptakan serta mengkomunikasikan informasi dalam berbagai bentuk secara bijak dan etis di mana kemampuan ini disebut dengan literasi media.
Menurut Buckingham (2004) literasi media adalah kemampuan untuk mengakses, memahami dan menciptakan serta mengkomunikasikan informasi dalam berbagai bentuk. Sementara menurut European Commission (2007), mendefinisikannya sebagai kemampuan untuk mengakses, menganalisis, dan mengevaluasi makna gambar, suara, pesan yang kita hadapi setiap hari dan merupakan bagian penting dari budaya kontemporer kita, serta untuk berkomunikasi secara kompeten dalam media yang tersedia secara pribadi. Selain itu, literasi media juga berhubungan dengan semua media, termasuk televisi dan film, radio, dan music recorder, media cetak, internet dan teknologi komunikasi digital baru lainnya.
Fedorov (2011) menjelaskan literasi media dalam dunia modern dapat digambarkan sebagai proses pengembangan kepribadian dengan bantuan media. Literasi media ini bertujuan untuk membentuk budaya interaksi dengan media, keterampilan, komunikasi yang kreatif, berpikir kritis yang mencakup persepsi, interpretasi, analisis dan evaluasi teks pada media yang mengajarkan berbagai bentuk ekspresi diri dalam media teknologi.
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh European Commission (2007) bahwa literasi media berhubungan dengan teknologi komunikasi yang saat ini mengalami perkembangan yang begitu pesat dan variatif yang membuat kita dituntut untuk memiliki beragam alat komunikasi yang canggih dan terkadang tidak cukup dengan hanya memiliki satu buah gawai saja untuk mengakses beragam media guna memenuhi kebutuhan informasi. Membuat kita lebih mudah dalam mengakses secara praktis, cepat, instan, serta mobile. Oleh karena itu kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi tersebut tidak hanya menuntut kita untuk mampu menggunakan kecanggihannya sebagai alat bantu dalam memenuhi kebutuhan kita namun kita juga dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menggunakannya secara bijak. Dapat kita lihat di sekeliling kita, dengan banyaknya pilihan media, membuat setiap orang dengan mudah menulis dan menyebarkan informasi tanpa konfirmasi. Hal tersebut membuat kian banjir informasi yang membuat masyarakat awam dihadapkan pada kebingungan dan tidak jarang terjebak kepada mempercayai informasi yang salah yang berujung pada permusuhan. Maka berliterasi media merupakan salah satu upaya yang sangat membantu dalam mencegah berbagai kemungkinan buruk tersebut.
Referensi: Fisher, Karen E., Sanda Erdelez, and Lynne (E. F.) McKechnie (Editor). 2006. Theories of Information Behavior. New Jersey: Information Today, Inc.
http://eprints.ioe.ac.uk/145/1/Buckinghammedialiteracy.pdf
http://edu.of.ru/attach/17/186965.pdf
http://crln.acrl.org/content/68/1/35.full.pdf