SEHARI DI SEBUAH WISMA LOKALISASI JARAK

Kami hanyalah perkerja kearsipan (arsiparis), kami bukan seorang jurnalis tetapi untuk mendapatkan sebuah arsip dan informasi harus bekerja seperti seorang jurnalis

Sebenarnya rencana wawancara penelusuran dan penelitian tentang lokalisasi di Surabaya sudah kami rencanakan sesama teman-teman arsiparis. Namun dengan padatnya rutinitas pekerjaan membuat rencana tersebut tertunda-tunda sampai ada berita tentang rencana Penutupan Lokalisasi Dolly dan Jarak. Mendengar berita rencana penutupan itu kamipun bergegas dan membentuk sebuah tim kecil interviewer.

Dengan berbekal surat tugas dari kantor tim mencoba turun ke lapangan untuk menghimpun data, minta ijin dan berkoordinasi dengan instansi terkait antara lain Kecamatan  Sawahan dan Kelurahan Putat Jaya.

Sasaran kami pada waktu itu adalah ingin mengumpulkan informasi dari beberapa wisma dan penghuni yang ada di dolly dan jarak, beberapa warga disekitar lokalisasi, tukang parker dan keamanannya, dengan harapan akan kami dapatkan data dan informasi yang seimbang.

Sebagaimana yang disampaikan baik oleh Camat Sawahan dan Lurah Putat Jaya kondisi saat itu belum kondusif dan belum  memungkinkan untuk melakukan penelitian, pendokumentasian dan wawacara.

Dari koordinasi ini tim mendapatkan informasi yang barangkali bisa membantu rencana kami, akhirnya kami dapatkan sebuah nama pengelola LSM di daerah Banyu Urip, yang sangat care dan tanpa pamrih memberikan bantuan kepada masyarakat.

Akhirnya pada hari Rabu, 11 Juni 2014 kemarin, kami mendapatkan telpon dari seorang penghubung, bahwa saat itu pada sebuah wisma (pengelola dan induk semangnya) mau diwawancarai. Dengan naik sepeda motor kami berdua meluncur kelokasi tempat perjanjian yaitu sebuah wisma di Jarak. Tanpa buang waktu kami pun mulai melaksanakan kegiatan penelitian/wawancara dengan pengelola wisma dengan didampingi seorang penghubung, namun karena kondisi tidak kondusif, kami berdua tidak bisa maksimal untuk melakukan wawancara. Alhamdulillah babak I wawancara dengan pengelola wisma selesai, dan ingin melanjutkan dengan babak II yakni, penghuni wisma tersebut, namun setelah kami konfirmasi yang bersangkutan tidak bersedia.

Proses wawancara belum sepenuhnya selesai kami didatangi beberapa warga sekitar dan petugas keamanan wisma, sekarang ganti kami yang di interview….. dari mana??? apa maksud kedatangannya?? dan sebagainya dan sebagainya….. akhirnya merekapun paham dan maklum terhadap kedatangan kami, namun pada umumnya para pengelola wisma seperti mucikari, psk, kemanan dan lainnya yang berkaitan langsung dengan bisnis ini menolok rencana penutupan lokalisasi dolly dan jarak.  Selesai mendengarkan keluh kesah dan cuhat mereka, kami berdua ijin untuk pulang.

Di tengah perjalanan kami ditawari oleh penghubung untuk wawancara dengan dengan seorang PSK dan melakukan wawancara di luar lokalisasi yaitu pada sebuah pusat krisis center, akhirnya kami berdua bisa melakukan wawancara babak II sampai selesai, bahkan sebelum pulang kami masih disuguhi makan siang penyetan ikan laut… alhamdullilah dapat rejeki.

Selesai wawancara kami langsung kembali ke kantor, sesampainya dikantor teryata pada hari yang sama (Rabu 11 Juni 2014) ada lagi satu tim kecil yang melanjutkan survey arsip tentang lokalisasi di Kelurahan Putat Jaya dan mendapatkan data arsip foto dan tektual tentang lokalisasi dolly dan jarak, dan dengan berbekal data tersebut pada hari Kamis, 12 Juni 2014 kami tindak lanjuti dengan pendataan dan alih media, akhirnya kami bertiga mendatangi kelurahan putat jaya untuk melakukan penataan dan alih media (scaning) dan repro foto-foto lokalisasi dolly dan jarak. Sda.st.