Rabu, 19 Pebruari 2014, Tugas utama tim ini adalah melaksanakan survey dan peyelamatan serta penyuluhan terhadap arsip-arsip masyarakat yang terkena dampak erupsi gunung kelud. Keberangkatan Tim Liputan dan Dokumentasi yang bertugas untuk melaksanakan tugas pendokumentasian bukan berarti menyalahi seuatu aturan dan tupoksi bahwa Badan Perpustakaan dan kearsipan tugasnya adalah sebagai pencipta arsip, namun keberadaan tim ini melengkapi potongan-potongan kejadian dan informasi di masyarakat yang tidak terdokumentasikan oleh Instansi yang bertugas untuk melakukan pendokumentasian dan peliputan. Kita semua tahu proses untuk mendapatkan bukti-bukti sejarah (kejadian) kalau hanya sebatas mengandalkan fungsi koordinasi saja dengan Instansi Pencipta seringkali hasilnya kurang maksimal, hal ini akibat masih kurangnya pemahaman dan kepedulian Instansi pencipta untuk menyerahkan arsipnya.
Perjalanan Tim dimulai daerah kasembon, langsung menuju kali konto yang dikabarkan diterjang lahar hujan gunung kelud, dilanjutkan menuju posko yang terletak di desa kasembon, yang mana mulai dari balai desa kasembon, SMP PGRI 1 Kasembon, SDN I Kasembon dijadikan tempat pengungsian warga sekitar lereng gunung kelud, dan SMP PGRI Kasembon juga dijadikan Dapur Lapangan YONBEKANG 2 KOSTRAD. Dilapangan tidak menemukan kendala yang berarti, bahkan di pengungsian yang paling banyak adalah kaum perempuan dan anak-anak. Sedangkan para lelakinya banyak yang kembali rumahnya untuk menengok harta benda yang ditinggalkannya. Selesai survey dan mendokumentasikan daerah kasembon tim langsung meluncur ke Ngantang yang di kabarkan cukup parah, kedatangan tim dingantang disambut oleh seorang perempuan tua yang berumur 90-an, si ibu tua tersebut tanpa basa-basi langsung bilang “pak kulo nunut ngungsi dateng mbatu nggih†(bahasa jawa : pak saya nunut mengungsi ke batu bisa?), salah satu tim langsung menjawab bisa mbah, tapi sampai batu lama lho…. Karena harus mampir-mampir dilokasi bencana.
Kondisi dilapang tidak parah seperti bayangan tim, seperti rumah-rumah banyak yang ambruk dan lain sebagainya, beberapa bangunan ada yang ambruk tidak kuat menahan pasir gunung kelud setelah terkena hujan dan itupun bangunan-bangunan semi permanen. Selesai dari Ngantang perjalanan tim dilanjutkan ke Pujon namun dalam perjalanan hujan turun sangat deras, melihat kondisi alam yang tidak memungkinkan akhirnya tim berhenti di posko yang terletak di atas bendungan selorejo menunggu hujan reda, setelah 2 jam lebih menunggu tim langsung menuju posko yang berada di kecamatan pujon, dan disitulah pada saat itu banyak bantuan yang belum tersalurkan. Selesai dari pujon tim langsung menuju ke pengungsian yang ada di batu, namun karena mulai sore dan hujan akhirnya tim tidak meliput pengungsi yang di batu, namun mengantarkan nenek yang menumpang di mobil tim. sda.sts