GEMAR BACA DIMULAI DARI KELUARGA

Budaya membaca harus dimulai dari keluarga. sebab, keluarga merupakan embrio yang terkecil dalam suatu masyarakat. selain itu, keluarga mempunyai peranan yang sangat strategis dalam membiasakan anak untuk gemar membaca. selain itu, satuan pendidikan juga harus mendorong anak didiknya diarahkan ke perpustakaan agar menjadikan budaya baca.

mulai dari SD hingga kuliah gemar membaca harus terus dibiasakan. sebab, dengan gemar membaca akan mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat,” kata Kepala Perpusnas RI, Drs Hj. Sri Sularsih MSi dalam Gernas Pembudayaan Baca Jatim, Rabu (3/10).

Untuk lebih menggeliatkan gemar membaca di masyarakat, Pemkab/Kota diharapkan juga wajib memberikan pelayanan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya dalam gemar membaca. Selain mengembangkan perpustakaan di setiap pedesaan, Pemkab kota juga harus berupaya memperbarui seluruh koleksi buku yang ada di perpustakaan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

sementara, wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul ini mengatakan, Jatim masih berupaya untuk membudayakan gemar membaca di kalangan masyarakat. dari hasil penelitian Universitas Brawijaya beberapa waktu lalu juga menyebutkan minat membaca Jatim baru 42 persen. ini membuktikan jika minat membaca di Jawa Timur masih rendah.

“karena kurang dari 50 persen, maka masih tergolong rendah, kita akan terus upayakan agar gemar membaca dapat meningkat. Selain itu, rata-rata baca masyarakat di Jatim ini masih dibawah satu jam. Setelah itu lebih banyak ke media lain, seperti mendengar, “katanya, di Gramedia Expo.

Untuk itu, ia juga mendukung langsung Perpusnas RI yang menggerakkan keluarga sebagai bagian terpenting dalam meningkatkan jumlah minat baca. “sasarannya keluarga memang cukup efektif. Dan memang kewajiban orang tua untuk membuat anak semakin berminat dan gemar membaca,” katanya. Ia juga mengungkapkan kalau beberapa daerah di Jatim sudah menerapkan beberapa jam untuk mematikan televisi dan digantikan dengan membaca. Diantaranya yaitu di Banyuwangi. “Mematikan televisi antara jam 6-8 malam itu dan menggantikan dengan membaca itu merupakan hal yang patut diapresiasi dan ditiru daerah lainnya,” katanya.

Dalam kegiatan itu juga ada penandatanganan ‘Gerakan Nasional Pembudayaan Membaca di Jatim Tahun 2012’ yang dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis perwakilan 20 desa bantuan buku dari Perpustakaan Nasional RI ke Jatim sebanyak 122 ribu eksemplar dan rak sebanyak 244 rak untuk 122 desa yang dilakukan Kepala Perpusnas RI, Wakil Gubernur Jatim, dan Kepala Baperpusip Jatim, Drs. A. Mudjib Afan MARS.

Menurut Mudjib Afan MARS, dari 8.000 lebih desa yang ada di Jatim, kini sekitar 1.000 desa yang mempunyai perpustakaan. targetnya tahun depan 3.000 desa punya perpustakaan. Hal ini dikarenakan mendorong minat baca sejak usia dini, merupakan langkah awal sekaligus cara efektif menuju bangsa berbudaya baca.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan gemar membaca masyarakat Jatim, selain perpustakaan menetap (Badan Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Jatim) juga dengan layanan perpustakaan keliling dengan jumlah armada hingga saat ini 61 mobil yang tersebar di seluruh kabupaten/Kota. (rac/bhirawa)