BUDAYA PARTISIPASI SEBAGAI STRATEGI PEMASARAN PERPUSTAKAAN

Keberadaan internet dan web 2.0 tidak hanya membuat orang-orang aktif dalam mengonsumsi konten media, tetapi mereka juga aktif berpartisipasi dalam memproduksi berbagai konten kreatif. Berbeda dari kebanyakan orang di Indonesia yang memilih lebih aktif melakukan aktivitas untuk bergabung dalam berbagai situs jejaring sosial seperti facebook, instagram, atau twitter. Terdapat sejumlah orang yang memilih aktif berpartisipasi dalam situs ensiklopedia online, Wikipedia Bahasa Indonesia. Tidak hanya membaca artikel di dalamnya. Sebagai ensiklopedia, suntingan atau artikel yang ditulis haruslah berdasarkan sumber atau referensi yang seakurat mungkin. Itu artinya, orang – orang yang aktif berpartisipasi ini harus banyak membaca atau memiliki banyak referensi bacaan. Selain itu terdapat pula seperangkat aturan lain yang harus ditaati demi menjaga kualitas artikel dan hubungan komunitas di dalamnya. Kondisi tersebut mendorong orang – orang ini melakukan berbagai aktivitas untuk mengembangkan budaya partisipasinya.

Terdapat pula budaya partisipasi sekelompok orang dalam  fandom, yaitu penggemar komik. Komunitas tersebut mengembangkan aktivitas bersama yang bukan sekedar rekreasional namun sebagai sarana eksistensi dan aktualisasi diri. Selain itu budaya partisipasi yang dilakukan di kalangan siswa sebagai net generation yang selalu terhubung dengan internet dan aktif menggunakan berbagai media sosial ternyata membuka peluang pembelajaran peer-to-peer. Hal tersebut membuka nantinya berguna di dunia kerja, serta memperkuat konsep kenegaraan.

Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa budaya partisipasi yang dikembangkan oleh orang – orang di dalam internet membuka peluang bagi perpustakaan untuk terlibat mendorong mereka mengembangkan budaya partisipasinya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan selain menyediakan berbagai buku yang mendukung kebutuhan mereka. Perpustakaan juga dapat berkolaborasi dengan mereka dalam dalam suatu event yang akan diselenggarakan. Apalagi aktivitas yang dilakukan oleh orang – orang ini sangat berkaitan erat dengan pengembangan ilmu pengetahuan sebagaimana tugas perpustakaan. Selain itu dapat pula dengan menyediakan layanan berupa ruang atau corner agar mereka dapat melakukan aktivitasnya di perpustakaan sehingga kunjungan ke perpustakaan meningkat dan dapat menghapus image ‘kaku’ perpustakaan.

REFERENSI :

  • Dewi, Desta Kurnia. 2018. Budaya Partisipasi dan Pengembangan Literasi Baru di Kalangan Netizen dalam Wikipedia Bahasa Indonesia.Surabaya : Tidak diterbitkan.
  • Mardiana, Ika. 2015. Budaya Partisipasi Penggemar Komik (Participatory Culture) pada Kelompok Penggemar Komik : Kajian Budaya Partisipasi pada Komunitas Komik Bungkul Surabaya. Surabaya : Tidak diterbitkan.
  • Pramithasari, Agritta. 2015. Praktik Participatory Cultures (Budaya Partisipasi) di Kalangan Siswa (Studi Deskripstif tentang Praktik Participatory Cultures di Kalangan Siswa Menengah Atas dalam Penggunaan Media Sosial pada SMAN 2 Kediri). Surabaya : Tidak diterbitkan.

Artikel Oleh : Desta Kurnia Dewi, S.IIP (Pustakawan)

Leave a Comment